KOMPAS.com - Situasi Covid-19 di Indonesia per Jumat (10/6/2022), menunjukkan peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif yang signifikan.
Kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia per Jumat kemarin sebanyak 627 orang, bertambah 71 dari hari sebelumnya, yakni 556 kasus
Kasus aktif juga bertambah 280 orang, sehingga menjadi 4.341 kasus saat ini.
Daerah dengan penambahan kasus tertinggi per Jumat adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total 333 kasus.
Selanjutnya, disusul Provinsi Jawa Barat dengan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 106 kasus.
Sementara itu, warga yang sembuh dari Covid-19 pada Jumat tercatat sebanyak 344 orang.
Baca juga: Kasus Corona Kembali Naik, Berapa Kali Seseorang Bisa Terkena Covid-19?
Lantas, apa yang menyebabkan kasus Covid-19 kembali meningkat?
Penjelasan menteri kesehatan (menkes)
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penyebab kasus harian Covid-19 di Indonesia meningkat di atas 500.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (10/6/2022), kenaikan kasus Covid-19 tahun ini wajar terjadi apabila berkaca dari tahun lalu.
Ada beberapa indikator, kata Budi, yang perlu dilihat dari kenaikan kasus Covid-19, mulai dari angka positivity rate hingga varian baru virus corona.
"Lebaran kita kan kemarin 2 Mei jadi kok enggak naik (kasus Covid-19)? Belum naik, karena kejadiannya 27-35 hari, sekarang terjadi kenaikan, itu pertama normal, setiap hari raya besar pasti ada kenaikan," kata Budi.
Namun demikian, Budi memastikan, kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini masih dalam taraf aman jika dibandingkan pada lonjakan kasus Covid-19 Lebaran 2021.
Baca juga: Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Peringatan Satgas Covid-19
Kondisi kasus masih terjagaIa menambahkan, saat ini, angka positivity rate tingkat nasional 1,15 persen. Artinya, kondisi kasus masih terjaga.
Untuk itu, Budi berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir.
Masyarakat diminta untuk tetap mewaspadai dan mengikuti perkembangan kasus Covid-19 dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Yang penting waspada, jangan berlebihan paniknya, vaksinasi booster dipercepat prokes terutama pakai masker dalam ruangan pakai masker," ucap dia.
Baca juga: Virus Hendra Dikatakan Lebih Mematikan dari Covid-19, Sudahkah Masuk ke Indonesia?
Penjelasan epidemiolog
Sementara itu, menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, angka kasus positif Covid-19 saat ini merupakan dampak dari kapasitas deteksi dini yang sudah menurun.
"Hampir terjadi di seluruh wilayah kita (Indonesia) ya," kata Dicky, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (10/6/2022).
Ia berpendapat, deteksi dini yang rendah ini ditandai dengan strategi testing yang sudah mulai pasif dilakukan.
Dengan kata lain, saat ada salah satu orang yang dinyatakan positif Covid-19, petugas hanya fokus pada orang itu saja dan tidak lagi menelusuri atau melakukan testing pada orang-orang terdekatnya atau yang pernah berkontak erat dengan pasien tersebut.
Baca juga: Gejala Covid Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang Terdekteksi di Bali
Kesadaran individu masyarakatFaktor berikutnya, yakni kesadaran individual masyarakatnya.
"Ini (tren kenaikan kasus Covid-19) juga terjadi di tengah masyarakat yang sudah mulai merasa bahwa tidak seperti sebelumnya, giat ataupun aktif dalam melakukan testing," ujarnya.
Selain itu, kesadaran terhadap proteksi pencegahan dengan disiplin protokol kesehatan juga semakin berkurang di masyarakat.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Haryanti Puspa Sari, Ellyvon Pranita | Editor: Krisiandi, Bestari Kumala Dewi)
Baca juga: Saat Jadi Endemi, Siapa yang Menanggung Biaya Pasien Covid-19?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.