KOMPAS.com – Satelit Starlink milik bos SpaceX Elon Musk akan masuk ke Indonesia.
Starlink masuk Indonesia melalui Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) yang didapatkan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).
Menteri Komunikasi dan Informatika Johny Plate sebagaimana dikutip dari Kompas.com 10 Juni 2022 menyampaikan, kapasitas satelit Starlink ini akan digunakan untuk layanan backhaul yang akan digunakan untuk keperluan group Telkom.
Ia menekankan, tak ada hak penjualan ritel kepada Starlink.
"Hak Labuh Khusus NGSO tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh UU termasuk Hak Resiprokal dan akan dievaluasi setiap tahun," kata Johnny.
Nantinya, kapasitas satelit Starlink akan dipakai menyambung layanan fiber optik di tempat yang sulit membangunnya.
Baca juga: Apa Itu Starlink? Layanan Internet Satelit yang Dijanjikan Hadir di Indonesia Mulai 2023
Mengenal apa itu Starlink
Dikutip dari laman HowToGeek, Starlink merupakan bagian dari SpaceX yang menyediakan internet satelit.
Starlink disebut-sebut menawarkan konektivitas broadband dengan kecepatan tinggi.
Keberadaan Starlink awalnya dimulai dengan menyediakan akses internet kepada orang-orang di Amerika Serikat.
Namun saat ini, perusahaan milik Elon Musk tersebut telah memperluas ketersediannya di beberapa wilayah dunia.
Perusahaan tersebut bahkan menargetkan memberikan layanan yang mencakup seluruh dunia.
Starlink, memberikan layanannya terutama dengan menargetkan konsumen yang tinggal di daerah terpencil meskipun di AS Ia juga hadir di pusat kota.
Baca juga: Internet Starlink Tersedia di 32 Negara, Indonesia Dijanjikan 2023
Lantas bagaimana Satelit Starlink bekerja?
Sejumlah hal yang membedakan Starlink dengan provider internet satelit lainnya yakni orbit satelitnya.
Pada umumnya orbit satelit yang dipakai provider internet satelit lain yakni berada di orbit geostasioner sekitar 35.000 km dari bumi.
Berada di orbit ini memungkinkan satelit memiliki jangkauan luas.
Namun, satelit semacam itu memiliki konektivitas lambat dan latensinya tinggi.
Sementara itu, Starlink memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km.
Cakupan satelit Starlink memang relatif kecil, namun karena hadir di orbit rendah, waktu perjalanan data dari dan ke pengguna juga jauh lebih rendah daripada layanan internet satelit biasa.
Latensi pun juga jauh lebih rendah.
Sehingga kemudian, Starlink menawarkan kecepatan internet yang lebih cepat dibanding provider satelit lainnya.
2.000 satelit
Pada April 2022, Starlink meluncurkan lebih dari 2.000 satelit.
Perusahaan menargetkan akan memiliki sebanyak 42.000 satelit di orbit bumi yang akan mengantarkan internet ke seluruh penjuru dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.