Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Indonesia Naik, Epidemiolog: Subvarian BA.4 dan BA.5 Kemungkinan Berkontribusi

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Mau47
Ilustrasi Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia mencatat kenaikan kasus infeksi Covid-19.

Pada Minggu (12/6/2022), tercatat ada 551 kasus baru Covid-19 di Indonesia, sehingga total mencapai 6.060.488.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, keberadaan subvarian Omricon BA.4 dan BA.5 kemungkinan berkontribusi atas kenaikan kasus Covid-19 belakangan.

"Untuk kehadiran BA.4 dan BA.5, potensi adanya gelombang itu ada. Bedanya, gelombang yang timbul saat ini adalah gelombang yang tidak serta merta bareng antara kasus infeksi, kasus kesakitan, dan kematian. Jadi tidak paralel," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, Dicky meminta agar semua pihak mewaspadai adanya kenaikan ini. Sebab, capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster di Indonesia masih di bawah 50 persen.

Menurutnya, ketidakhati-hatian dalam masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini bisa membuat target Indonesia untuk keluar dari krisis akan semakin lama.

Baca juga: UPDATE 12 Juni: Cakupan Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 80,70 Persen

Karena itu, ia berharap agar pemerintah dan semua pihak memanfaatkan masa transisi ini untuk memperkuat sistem kesehatan.

"Sehingga apa pun subvarian yang muncul, kita siap. Perilaku yang harus dibangun adalah perilaku yang adaptif," jelas dia.

"Apalagi BA.4 dan BA.5 ini virusnya lebih banyak di hidung daripada tenggorokan. Untuk itu penting banget masker," sambungnya.

Dicky menuturkan, kenaikan kasus di Indonesia ini sangat mungkin akan terjadi seperti sebelumnya.

Terlebih, subvarian BA.4 dan BA.5 ini merupakan kandidat yang bisa membuat ledakan kasus infeksi Covid-19 dalam satu wilayah atau negara.

Namun, ledakan kasus itu tidak akan berpengaruh signifikan pada jumlah kesakitan dan kematian, karena imunitas yang sudah terbentuk.

Agar tidak terjadi lonjakan kasus seperti sebelumnya, Dicky berharap agar pemerintah terus mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga.

Baca juga: UPDATE 12 Juni: Bertambah 551, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 6.060.488

"Khususnya targetkan setidaknya pada kelompok berisiko, seperti lansia atau komorbid. Kalau bisa total 70 persen yang berisiko ini sudah dapat tiga dosis," ujarnya.

Untuk masyarakat umum, capaian vaksinasi dosis ketiga diharapkan mencapai 50 persen sebelum akhir tahun.

Selain itu, protokol kesehatan juga harus tetap dijaga saat beraktivitas, meski tak ada kewajiban memakai masker di luar ruangan.

Di tengah pencabutan mandat menggunakan masker di luar ruangan, Dicky meminta agar pemerintah juga meningkatkan literasi terkait manfaat masker.

Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak menganggap masker hanya terkait dengan pencegahan Covid-19.

"Meskipun sekarang dalam posisi masker tidak diwajibkan, tapi membangun literasi besarnya manfaat masker harus ditingkatkan dengan komunikasi risiko. Ini yang harus dikejar pemerintah," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi