Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

3 Kasus Tragis Panti Asuhan di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/jiboom
Ada beberapa panti asuhan yang justru menyiksa anak asuhnya.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Panti asuhan seharusnya menjadi ruang aman bagi anak-anak yang belum atau tidak memiliki keluarga. Para pengurusnya pun memiliki tanggung jawab besar untuk merawat mereka dengan baik sebelum dipertemukan dengan pengadopsi.

Sayangnya, di Indonesia, ada banyak kasus tragis yang dilakukan oleh para pengurusnya. Bahkan, beberapa kasus membuat para anak akhirnya mengalami penganiayaan berat hingga berujung pada hilangnya nyawa.

Salah satu kasusnya pun disinggung oleh jurnalis veteran, Aiman Witjaksono, dalam siniarnya bertajuk “Sekaratnya Rasa Kemanusiaan di Indonesia”. Di sana, Aiman membahas kasus “panti maut” asal Pekanbaru, Riau.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, kasus-kasus pelanggaran HAM seperti itu marak terjadi di Indonesia. Padahal, "Isu kemanusiaan memang bukanlah hal yang kecil untuk tidak kita lihat di Indonesia. Padahal, negara kita ya tentu kita semua tahu berlandaskan pancasila, di antaranya sila kedua."

Lantas, kasus panti asuhan apa saja yang sempat menghebohkan Indonesia?

1. Panti Asuhan “Maut” di Pekanbaru

2017 silam, publik dikejutkan dengan kabar seorang bayi yang tewas dalam keadaan tak wajar. Ditemukan luka yang mengenaskan di sekujur tubuhnya.

Ternyata, bayi tersebut berasal dari Panti Asuhan Tunas Bangsa. Saat diinvestigasi, lokasi tersebut tampak normal dari luar. Akan tetapi, kondisi di dalam sangat berbanding terbalik. Bahkan, bisa dikatakan tak layak huni.

Baca juga: Bagaimana Memulai Gaya Hidup Green Living?

Kamar mandinya pun dipenuhi lumut dan jentik nyamuk. Bahkan, susu formula yang diperuntukkan untuk para bayi juga telah bertahun-tahun kadaluarsa.

Pemilik panti bernama Lili diketahui sangat terkenal di wilayah tersebut. Ia bahkan dijuluki sebagai “ratu panti asuhan” karena memiliki lebih dari satu panti.

Sayang, julukannya itu tak sebanding dengan usahanya dalam merawat semua panti-panti miliknya. Saat penyelidikan, diketahui Lili menggelapkan uang sumbangan panti untuk kepentingan pribadinya.

Selain itu, sembako yang diberikan panti pun ia jual kembali. Agar tak ketahuan, transaksi ini biasanya dilakukan saat malam hari. Tak hanya itu, saat diminta keterangan, anak-anak panti pun mengaku pernah dipaksa oleh Lili untuk mengemis.

2. Kasus Pencabulan di Panti Asuhan Cihampelas

Aksi kekerasan selanjutnya terjadi di salah satu panti asuhan Kecamatan Cihampelas. Diduga para pengurusnya telah mencabuli tiga anak panti yang berada di bawah umur. Peristiwa itu terungkap setelah pembina yayasan mendapat pengaduan bahwa salah satu siswi telah dilecehkan oleh pengasuh panti berinisial D.

Setelah dilakukan penyelidikan, ada tiga korban oknum pengasuh itu. Menurut Prihatin Mulyati, Wakil Ketua KPAI Kabupaten Bandung Barat, ada satu korban yang diduga sudah dilecehkan sejak berusia 16 tahun dan sempat akan dinikahkan dengan bawahan pelaku.

Dari penuturan korban, mereka mengaku dipeluk dan dilecehkan. Ada pula yang sempat dibawa dan dicabuli di salah satu hotel di Lembang dengan iming berjalan-jalan. Dari aksi itu, ada satu korban yang sampai tiga kali melakukan percobaan bunuh diri karena putus asa.

Untungnya, para korban langsung dilarikan ke rumah aman di Kota Bandung untuk memulihkan psikologisnya. Dikhawatirkan, mereka masih trauma dengan kejadian yang dialami.

Baca juga: 5 Alasan Perempuan Sering Bersikap Keras terhadap Perempuan Lain

Pelaku pun langsung diringkus dan dikeluarkan dari panti. Ironisnya, ternyata pelaku tinggal di panti tersebut bersama keluarganya. Akan tetapi, ia masih berani untuk berbuat tindakan tercela seperti itu.

3. Kekerasan Pengurus Panti Asuhan di Makassar

Kasus kekerasan terakhir terjadi pada Februari 2022. Kasus ini diketahui setelah salah seorang anak mengaku telah menjadi korban kekerasan oleh pengurus salah satu panti asuhan di Kota Makassar.

Sebelumnya, dua anak tersebut dititipkan oleh ayahnya pada panti asuhan yang berlokasi di daerah Kelurahan Tamangapa, Kota Makassar. Namun, saat dikunjungi olehnya, sang anak justru mengatakan bahwa ia kerap mendapatkan tindakan kekerasan oleh pengurus panti.

Baca juga: Hadapi Masalah, Bukan Dihindari

Berdasarkan kesaksian, keduanya mengaku sering dipukul menggunakan kabel, kayu, dan spatula panas yang mengakibatkan lebam di bagian leher. Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa kejadian ini hampir dialami oleh seluruh anak di panti asuhan.

Mereka mendapat tindakan ini dengan alasan pelaku kesal karena anaknya terus menangis. Untuk melampiaskannya, pengelola panti itu pun melakukan tindak kekerasan pada anak-anak yang berada di sana.

Setelah mendengar hal tersebut, sang ayah langsung mengeluarkan mereka dari panti asuhan.

Melihat banyaknya kasus panti asuhan yang justru menganiaya anak asuhnya, membuat kita miris. Anak-anak yang harusnya bersenang-senang di sana justru menjadi korban kekerasan.

Dengarkan kasus-kasus menarik lainnya yang diliput oleh Aiman Witjaksono hanya melalui siniar miliknya di Spotify. Kalian bisa mengunjungi tautan dik.si/aiman_rasa jika ingin mengakses episode lengkapnya.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi