Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Punakawan yang Bernasib Paling Nahas

Baca di App
Lihat Foto
istimewa
punakawan
Editor: Egidius Patnistik

SEBELUMNYA, mohon dimaafkan oleh Mas Sujiwo Tedjo bahwa terpaksa saya masih menggunakan istilah punakawan karena Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belum menggantinya dengan istilah yang menurut Mas Jiwo lebih benar yaitu panakawan.

Selama berpendapat tentang pewayangan belum dilarang secara konstitusional maka saya memberanikan diri untuk nekad berpendapat bahwa sebenarnya punakawan bukan terbatas terdiri dari Semar dan tiga putranya yaitu Gareng, Petruk dan Bagong saja tetapi juga Togog dan Bilung. Bahkan jika kaum perempuan juga boleh disebut punakawan maka masih ada Cangik dan Limbuk.

Karena saya sudah pernah menulis naskah tentang Pembunuhan Karakter Togog maka dalam kesempatan ini saya mencoba menulis tentang pembunuhan karakter pendamping Togog yaitu Bilung.

Baca juga: Kelirumologi Punakawan

Bilung beda dengan Togog dalam hal penampilan ragawi meski sama-sama buruk rupa tetapi Togog berbentuk manusia bermulut lebar seperti burung sementara Bilung berbentuk raksasa kerdil buncit dengan rambut keriting.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena dianggap berasal dari tanah Melayu maka Bilung kerap kali ditampilkan berbahasa Jawa campur Melayu seperti halnya warga kepulauan Riau yang secara geografis bertetangga dengan Malaysia. Maka ada dalang wayang kulit Jawa yang mengkategorikan Bilung sebagai Punakawan Sabrang alias punakawan yang berasal dari tanah seberang.

Meski ada pula versi wayang yang menyatakan bahwa Bilung adalah Batara Sarawita sebagai saudara kandung Batara Antaga yang kemudian menjadi Togog, Batara Ismaya yang menjadi Semar, dan Batara Manikmaya yang menjadi Batara Guru.

Pergelaran wayang episode goro-goro selalu seru dengan dialog jenaka antara kubu protagonis kwartet Semar, Gareng, Petruk, Bagong melawan kubu antagonis duet Togog dan Bilung. Pada lazimnya kwartet punakawan protagonis selalu diunggulkan oleh Ki Dalang dalam adu mulut melawan duet punakawan antagonis sehingga nasib Togog dan Bilung selalu menjadi bulan-bulanan cemooh Bagong, Gareng, Petruk dan Semar.

Togog dan Bilung senantiasa ditampilkan sebagai sosok dungu, bodoh, pandir, bahkan konyol.

Sebenarnya nasib Bilung lebih nahas ketimbang Togog yang dilecehkan kubu Punakawan protagonis. Sebab jika sudah cukup frustrasi dihina-hina oleh Semar-Gareng-Petruk-Bagong maka Togog melampiaskan kekesalan dirinya kepada Bilung.

Baca juga: Yuk Mengenal Wayang Punakawan, Banyak Pesan Bermanfaat

 

Secara internal Punakawan kubu antagonis Bilung bernasib paling nahas sering dikambing-hitamkan oleh Togog padahal sebenarnya Bilung selalu berniat baik memberikan nasehat yang baik tetapi akibat sudah terstigmasisasi sebagai orang jahat maka Bilung diharuskan menjadi orang jahat.

Pada hakikatnya mendiskreditkan Bilung sama tidak adilnya seperti mendiskreditkan Tom (dalam film kartun Tom & Jerry) sebagai kucing jahat padahal sebenarnya Tom kucing baik namun selalu menjadi korban kejahilan Jerry yang berperan sebagai tikus baik padahal sebenarnya tidak baik.

Oh, nasibmu memang nahas, Bilung!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi