Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Keributan di SPBU akibat Salah Isi BBM, Ini Kata Pertamina

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan Layar Instagram
Tangkapan layar video viral Instagram, keributan antara pegawai SPBU dan konsumen di SPBU Bintaro Tangsel.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan keributan antara petugas dan konsumen SPBU Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan viral di media sosial.

Dalam video tersebut tampak seorang konsumen marah-marah dengan mengajak seorang petugas SPBU untuk berkelahi.

Para petugas SPBU yang lain kemudian melerai dengan menghalangi konsumen tersebut untuk melakukan pukulan, sehingga perkelahian tidak terjadi.

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun ini, pada Kamis (16/6/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam keterangannya, diinformasikan jika keributan tersebut terjadi karena kesalahan pengisian bahan bakar.

Mengetahui adanya kesalahan pengisian, petugas SPBU kemudian menawarkan bantuan untuk menguras tangki bahan bakar pada kendaraan konsumen.

Namun selain menguras tangki, konsumen tersebut juga menginginkan petugas juga memperbaiki mesin kendaraannya.

"Jadi min itu kan kesalahan pengisian bahan bakar, dan petugas mau menguras tengki mobilnya, tapi customer menginginkan di benerin mesinnya selain di kuras juga," tulis akun tersebut.

Hingga Kamis (16/6/2022) pukul 13.35 WIB, video tersebut sudah ditonton sebanyak 50.679 kali dengan 1.177 komentar.

Baca juga: Video Viral Truk Pengangkut Semen Tertabrak Kereta Api di Bojonegoro, Ini Kata KAI

Penjelasan Pertamina

Saat dikonfirmasi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan membenarkan adanya kejadian tersebut.

Kejadian itu terjadi di SPBU Nomor 31.15401 di Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (16/6/2022) pukul 22.09 WIB.

Eko menjelaskan, keributan terjadi bukan karena salah pengisian bahan bakar yang dilakukan oleh petugas.

Melainkan salah paham akibat bukti transaksi atau struk pengisian bahan bakar yang menunjukkan jenis bahan bakar yang berbeda.

"Bukan salah mengisi BBM, karena BBM yang diminta adalah Pertamax dan yang diisi juga Pertamax," kata Eko kepada Kompas.com, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Viral, Video Kakek dan Cucu Dipukuli di Sukoharjo, Dipicu Kaus Bertuliskan GASHAK

Kronologi kejadian

Awal keributan tersebut bermula karena ketika mobil konsumen diminta untuk diisikan bahan bakar jenis Pertamax.

Setelah dilakukan pengisian, kemudian konsumen meminta struk kepada petugas, tetapi di dalam struk tertera jika mobil konsumen ternyata diisi dengan Pertamax Turbo.

Peristiwa tersebut akhirnya membuat salah paham antara konsumen dengan petugas SPBU sehingga menibulkan keributan.

"Ada salah paham di struk muncul Pertamax Turbo," ungkapnya.

Pihak SPBU kemudian dapat membuktikan jika bahan bakar yang diisikan pada mobil konsumen benar Pertamax.

Setelah berhasil dibuktikan bahwa pengisian bahan bakar telah sesuai, akhirnya kesalahpahaman tersebut dapat berakhir dengan damai.

"Telah dibuktikan pada saat itu bahwa jenis BBM adalah Pertamax, sehingga konsumen dapat menerima bahwa BBM yang diisi telah sesuai," ujarnya.

Baca juga: Viral, Video Mobil Jip Diduga Halangi Laju Ambulans Bersirene di Klaten, Ini Kata Polisi

Pertamina memohon maaf

Pihak Pertamina meminta maaf atas ketidaknyamanan konsumen terkait kejadian yang terjadi di SPBU Sektor 9 Bintaro.

Eko berpesan kepada konsumen agar tetap memperhatikan kendaraannya ketika sedang melakukan pengisian bahan bakar di SPBU.

Selain itu, konsumen juga jangan melakukan aktivitas yang dapat menyita perhatiannya ketika kendaraannya sedang dilakukan pengisian.

"Konsumen tetap konsentrasi pada proses pengisian dan tidak melakukan aktivitas lain yang menyita perhatian sampai selesai prosesnya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi