KOMPAS.com - Korea Utara mengumumkan saat ini pihaknya tengah menghadapi epidemi enterik, selain pandemi Covid-19 yang juga diumumkan telah masuk ke negara dengan paham komunis itu.
Diberitakan Washington Post, Jumat (17/6/2022), pengumuman itu disampaikan pemerintah Korea Utara melalui media resmi negara itu, KCNA, Kamis (16/6/2022).
Disebutkan, saat ini sedang terjadi wabah yang disebut sebagai "Epidemi enterik akut", namun tidak disebutkan penyakit apa atau berapa banyak kasus yang terjadi.
Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?
Lantas apa itu epidemi enterik atau epidemi usus?
Epidemi infeksi usus
Istilah enterik mengacu pada saluran pencernaan, dan pengamat mengatakan penyakit itu bisa menjadi penyakit infeksi seperti tipus, campak, disentri atau kolera.
Penyebabnya adalah infeksi bakteri pada makanan dan air yang terkontaminasi, atau adanya kontak dengan kotoran dan interaksi langsung dengan penderita.
Meski wabah ini mengkhawatirkan, peneliti dari pusat penelitian dprkhealth.org yang berbasis di Seoul, Ahn Kyung-su menyebut kondisi yang dilaporkan tidak menunjukkan terjadinya krisis kesehatan masyarakat yang memburuk.
Baca juga: Apakah Kasus Covid-19 di Korea Utara Berpotensi Memicu Varian Baru?
Di Korea Utara, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air, seperti tipus dan kolera sudah merebak sejak sebelum negara itu mengumumkan adanya kasus Covid-19 pertamanya.
Ahn mengatakan wabah penyakit usus bukanlah situasi luar biasa di Korea Utara, mengingat kondisi kesehatan dan sanitasi negara itu memang buruk.
Hanya saja, wabah yang merebak di Haeju itu, bisa jadi memperburuk persoalan kelangkaan pasokan makanan di Korea Utara.
Ini tidak terlepas dari Haeju yang merupakan pusat pertanian penting wilayah yang lain, khususnya wilayah utara Korut.
Baca juga: Korea Utara Catat 232.880 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
Momentum epidemi
Dilaporkan Reuters, Jumat (17/6/2022), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendistribusikan 800 paket obat-obatan untuk keluarga yang tengah terserang epidemi usus yang belum teridentifikasi itu, di daerah Haeju, Provinsi Hwanghae.
Tak hanya obat-obatan, pemerintah juga menyediakan makanan dan berbagai barang yang dibutuhkan oleh keluarga yang tengah mengalami penyakit ini, khususnya yang merupakan keluarga kurang mampu.
Media resmi pemerintah setempat mengabarkan upaya pengiriman bantuan itu sebagai pandangan mulia Kim Jong Un tentang pengabdian untuk kesejahteraan rakyat.
Namun, tidak demikian menurut Ahn.
Baca juga: Bagaimana Virus Corona di Korea Utara dari Nol Menjadi 1,7 Juta Kasus?
Ia mengatakan, media Korea Utara memanfaatkan momentum epidemi yang sesungguhnya biasa ini, untuk kepentingan politis, menunjukkan bahwa pemimpin mereka memiliki kepedulian yang tinggi terhadap rakyatnya.
"Wabah campak atau tipus bukanlah hal tidak biasa di Korea Utara. Saya kira benar, di sana memang sedang terjadi wabah penyakit infeksi, tapi Korea Utara memanfaatkannya untuk menunjukkan bahwa Kim peduli dengan rakyatnya," kata Ahn.
Jadi, apa yang dilakukan oleh Kim dengan mengirimkan obat-obatan di tengah pandemi lebih tepat disebut sebagai pesan politik daripada urusan medis.
Baca juga: Covid-19 Belum Usai, Korea Utara Diserang Wabah Tak Dikenal