Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Rabies Buat Penderitanya Takut Air, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta melaksanakan program vaksin rabies untuk hewan peliharaan di lingkungan perumahan kawasan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (7/9/2020). Pelayanan jemput bola vaksinasi rabies ke lingkungan perumahan tersebut sebagai bentuk pelayanan untuk memastikan kesehatan hewan peliharaan warga yang berpotensi sebagai penular rabies di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan seorang pria tengah memegang segelas air dan tampak ketakutan, ramai di media sosial Instagram pada Sabtu (18/6/2022).

Menurut keterangan pengunggah, pria tersebut merupakan penderita rabies yang ketakutan pada air.

"Reaksi penyakit Rabies atau anjing gila yang membuat penderitanya jadi takut air," terang akun ini dalam unggahannya.

Baca juga: Apa Itu Rabies, Gejala Terinfeksi Rabies, dan Penanganannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah demikian? Apakah penyakit rabies dapat membuat penderitanya takut air?

Penjelasan dokter

Ahli penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir membenarkan perihal pasien rabies yang mengalami hidropobia atau takut pada air.

Hal tersebut akibat virus rabies yang menyerang saraf hingga terjadi gangguan atau bahkan kelumpuhan pada otot-otot.

Sebagian saraf dan otot yang terganggu ini bertanggung jawab dalam gerakan menelan. Ini yang kemudian memunculkan rasa sakit saat pasien menelan cairan, termasuk air dan liur.

"Akhirnya pasien ini menjadi mengeluarkan air liur dalam jumlah banyak dan juga karena intensitasnya tinggi nyerinya itu, dia akhirnya menjadi takut pada air," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/6/2022).

Baca juga: Larangan Perdagangan dan Bahaya Konsumsi Daging Anjing

Takut air yang dialami pasien rabies pun tak sekadar ketakutan menelan.

Menurut Andi, pasien dapat merasakan takut dengan segala aktivitas yang bersentuhan dengan air.

"Karena dia mengalami gangguan pada otot itu terus dia juga ada peradangan, merasakan demam, menggigil, akibatnya juga menjadi takut dengan aktvitas bersentuhan dengan air," tutur Andi.

Baca juga: Selain Rabies, Ini 4 Penyakit karena Gigitan Anjing

Apa itu rabies?

Rabies adalah penyakit akibat virus dengan nama serupa, yang ditularkan kepada manusia melalui air liur hewan terinfeksi.

Penyakit rabies dapat menular kepada sesama hewan, hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia.

Andi menuturkan, cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan penularan pada manusia.

Pada hewan, umumnya terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat.

Baca juga: Sederet Jenis Anjing Pelacak Detasemen K-9 Polri

Sementara pada manusia, Andi menjelaskan dapat terjadi melalui dua cara, yakni:

  • Dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies.
  • Non-gigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia eksterna (organ atau alat kelamin yang tampak dari luar), dan melalui inhalasi atau udara (jarang terjadi).

Adapun, cara penularan rabies dari manusia ke manusia melalui transplantasi kornea, atau kontak air liur penderita ke mukosa mata.

Selain itu, ada pula laporan penularan rabies dari manusia ke manusia melalui gigitan.

"Dan pernah ada laporan, orang sehat setelah digigit oleh penderita rabies, mengalami sakit rabies," ungkap Andi.

Baca juga: Viral, Video Gadis Kecil Menutupi Telinga Seekor Anjing Saat Ada Petasan di Dekatnya

Gejala rabies

Dilansir dari Mayo Clinic, gejala awal rabies sangat mirip dengan flu dan dapat berlangsung selama berhari-hari.

Tanda dan gejala selanjutnya, kemungkinan termasuk:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • muntah
  • Agitasi (perasaan gelisah, jengkel, atau gugup)
  • Kecemasan
  • Kebingungan
  • Hiperaktif
  • Kesulitan menelan
  • Air liur berlebihan
  • Ketakutan yang disebabkan oleh upaya untuk minum cairan karena kesulitan menelan air
  • Ketakutan yang ditimbulkan oleh udara yang tertiup di wajah
  • Halusinasi
  • Insomnia
  • Kelumpuhan sebagian

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Anjing Tak Mau Berhenti Menggonggong

Jika terlanjur terkena gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies, Andi membagikan beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan, antara lain:

Cucilah gigitan hewan dengan sabun atau deterjen di bawah air mengalir selama 10-15 menit.

Beri obat antiseptik seperti obat merah, alkohol 70 persen, dan lainnya, pada luka gigitan.

Hubungi penyuluh kesehatan masyarakat (PKM) atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan selanjutnya.

"Segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit terdekat bila digigit oleh hewan tersangka rabies untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR)," terang Andi.

Andi melanjutkan, masyarakat terutama pemilik hewan peliharaan juga dapat mencegah rabies dengan memberikan vaksin rabies pada hewan setiap satu tahun sekali.

 

Baca juga: Apakah Makanan Kucing Aman Dikonsumsi Anjing?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Rabies, Gejala Terinfeksi, Penanganan, hingga Pencegahannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi