KOMPAS.com - Geliat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah mulai terlihat dalam beberapa waktu terakhir.
Para petinggi partai kini sedang bernegosiasi dan melakukan penjajakan-penjajakan dengan partai lain untuk membangun koalisi.
Beberapa partai bahkan sudah mendeklarasikan diri membentuk koalisi. Misalnya, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Baca juga: PPP Sebut Masuknya PAN ke Kabinet Jokowi Menguatkan Posisi KIB
Sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut akan membentuk "Koalisi Semut Merah", meski masih penjajakan.
Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang terlihat masih "santai" untuk menyiapkan Pilpres 2024.
Meski demikian, PDI-P dinilai menjadi satu-satunya partai yang mampu mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri.
PDI-P juga sukses memenangi dua pemilu secara beruntun dan turut mengantarkan Joko Widodo menjadi presiden.
Baca juga: Pertemuan Prabowo-Cak Imin yang Berujung Klaim Terbentuknya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya
Koalisi dipimpin oposisi
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai, ada peluang sejumlah partai membentuk koalisi kuat dan mampu mematahkan dominasi PDI-P pada Pilpres 2024.
Menurut Ubed, koalisi tersebut adalah ketika dua partai oposisi (Partai Demokrat dan PKS) berkoalisi, serta berhasil menarik Partai Nasdem, PKB, dan kelompok oposisi di luar partai politik.
Ubed mengatakan, apabila koalisi tersebut terwujud, peluang empat partai dan kekuataan oposisi di luar partai itu untuk memenangi Pilpres 2024 bisa tinggi.
Dengan catatan, mereka bisa menampilkan capres antitesis dari Jokowi saat ini.
"Capres yang betul-betul otentik leader, bukan buah pencitraan seperti Jokowi. Selain itu, capres-cawapresnya memiliki kemampuan mengatasi problem serius bangsa saat ini," kata Ubed kepada Kompas.com, Minggu (19/6/2022).
Ia menjelaskan, koalisi yang dipimpin oleh oposisi memiliki pembeda dengan pemerintah saat ini.
Baca juga: PKS Gelar Rapimnas Hari Ini, Bahas Peluang Koalisi dan Capres
Dalam situasi dan performa pemerintah saat ini, diferensiasi itu akan sangat cepat menarik dukungan luas dari rakyat.
Selain itu, koalisi tersebut juga memiliki representasi kekuatan nasionalis, nasionalis-religius, muslim moderat, muslim kultural, dan kekuatan oposisi non-partai.
"Sehingga, menjadi koalisi yang besar dan cukup lengkap mewakili representasi yang beragam," ujarnya.
Baca juga: Koalisi Semut Merah: Antara Imajinasi Politik dan Ambisi Capres 2024
Ubed menuturkan, koalisi empat partai tersebut juga memiliki sangat banyak sumber daya manusia berkualitas yang bisa membawa Indonesia keluar dari problem saat ini.
Namun, ia mengingatkan bahwa kekuatan baru itu akan muncul jika mereka benar-benar memberi pembeda.
"Jika kekuatan koalisi baru tersebut gagal dibentuk dan gagal menghadirkan diferensiasi, kemudian berjalan apa adanya, dengan sistem pemilu yang sama seperti saat ini tidak berubah, maka kemungkinan negeri ini akan terjebak di jurang yang sama, bahkan mungkin makin terpuruk," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.