Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kota di Indonesia yang Memiliki Kualitas Udara Buruk dan Tak Sehat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Polusi udara terlihat di langit Ibu Kota Jakarta, Selasa (8/6/2021). Melalui platform pengukur kualitas udara Iqair.com yang merilis kualitas udara, Jakarta masuk 10 besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan menempati urutan ke 4.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah kota di Indonesia pada Senin (20/6/2022) pagi mencatatkan kualitas udara yang tidak sehat.

Catatan ini berdasarkan pada data kualitas udara atau Air Quality Index yang dirilis oleh IQAir.

Ada enam kategori kualitas udara dalam laman tersebut, berikut kriterianya:

Baca juga: Cara Cek Kualitas Udara Hari Ini di HP via Aplikasi AirVisual

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai catatan, kategori terburuk yang dilaporkan di dunia saat ini adalah tidak sehat (151-200).

Berikut 5 daerah di Indonesia yang memiliki kualitas udara tidak sehat hingga pukul 11.11 WIB:

Buruknya kualitas udara di daerah-daerah tersebut ditandai dengan tingginya konsentrasi PM2.5.

PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 mikrometer.

Sementara itu, IAQir juga mencatat 5 daerah yang memiliki kualitas udara tidak sehat untuk kelompok sensitif (101-15).

Berikut daftarnya:

Meski demikian, masih ada banyak daerah di Indonesia yang memiliki kualitas udara baik.

Tercatat 9 dari 10 daerah dengan kualitas udara baik berada di luar Jawa, sementara satu di antaranya dari Jawa Barat.

Baca juga: 4 Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Udara Jakarta Menurut BMKG

Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko sebelumnya menjelaskan, kosentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi.

"Sumber emisi tersebut bisa berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, serta sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta," kata Urip. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Sebagian Jakarta Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang pada Siang hingga Sore

Selain itu, kelembapan udara yang relatif tinggi juga menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.

Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan dan tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain.

Hal ini berakibat pada akumulasi konsentraso yang terukur di alat monitoring.

Urip menjelaskan, proses pergerakan polutan udara juga menyumbang buruknya kualitas udara di Jakarta.

Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi