KOMPAS.com - Sebuah tim arkeolog meyakini bahwa mereka telah menemukan sumber kekayaan Nabi Sulaiman atau Raja Solomon.
Sumber kekayaan itu mereka temukan dari sebuah tambang tembaga yang lokasinya jauh di kedalaman dasar Lembah Timna, wilayah Israel.
Dikutip dari Express, para arkeolog sudah mulai menggali situs kuno tersebut sejak 1964 atau sekitar 58 tahun lalu.
Baca juga: Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 3.400 Tahun di Irak
Jalur pertambangan
Sejak itu, para peneliti telah menemukan jalur-jalur pertambangan yang diyakini dikerjakan oleh para pekerja di bawah Nabi Sulaiman.
Penemuan ini juga dipublikasikan melalui Smithsonian Channel dalam program dokumenter berjudul "Secret: King Solomon's Mines".
Dalam film dokumenter itu disampaikan bahwa para arkeolog telah menemukan sumber kekayaan dari anak Nabi Daud itu.
Profesor Erez Ben-Yosef dari Tel Aviv University menyebut produksi di lokasi tambang tersebut sedang besar-besarnya pada 3.000 tahun yang lalu, yang merupakan era pemerintahan Raja Solomon.
"Situs tambang itu bukan berisi emas atau perak, melainkan tembaga. Hal itu terbukti dari banyaknya lokasi produksi masal tembaga di sekitarnya," kata dia.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Plos One, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Erez Ben-Yosef dan Prof. Tom Levy dari Proyek Arkeologi Regional Dataran Rendah Edom menunjukkan bagaimana jaringan pertambangan yang luas mengalami perubahan.
Para peneliti memeriksa ratusan keping terak, dan sisa peleburan tembaga, dari tambang tembaga tua yang berusia 500 tahun.
Mayoritas sampel berasal dari kompleks pertambangan Timna Israel selatan-mungkin lokasi Tambang Raja Salomon yang legendaris-dan Faynan, utara Timna di Lembah Arava, Jordania.
Tambang tembaga
Dalam dokumenter "Secret: King Solomon's Mines" digambarkan bagaimana para pekerja menghasilkan logam tembaga murni.
Melalui proses yang disebut peleburan, setelah ditambang dari goa-goa, bijih logam tersebut harus dipisahkan di dalam batuan.
Bijih harus dipanaskan sampai suhu 2.000°F atau 1.083° C.
Untuk mencapai suhu setinggi itu, belum ada alat atau teknologi canggih di era Nabi Sulaiman.
Mereka para pekerja harus secara terus-menerus meniup api ke tungku menggunakan pipa.
Dibutuhkan waktu berjam-jam untuk mendapatkan komoditas yang dicari, yakni tembaga dalam bentuknya yang murni.
Tak seperti hari ini, di masa itu tembaga adalah salah satu logam yang paling dicari di Bumi.
"Tembaga, pada waktu tertentu dalam sejarah adalah sumber daya ekonomi yang paling penting. Ini adalah industri yang paling menguntungkan," kata Ben-Yosef.
Baca juga: Arkeolog Temukan Baju Perang Kuno Berusia 2.500 Tahun di China
Tembaga untuk peralatan dan senjata
Dr Mohammad Najjar dari Friends of Archaeology of Jordan mengatakan tembaga pada zaman itu memiliki nilai urgensi sebagaimana minyak mentah saat ini.
"Karena Anda tidak dapat melakukannya tanpa minyak, dan pada saat itu Anda tidak dapat melakukannya tanpa tembaga," sebut Dr. Najjar.
Tembaga adalah jantung dari titik balik sejarah peradaban manusia.
Ketika tembaga berhasil ditambang dan diolah, manusia untuk pertama kalinya bisa mengubahnya menjadi berbagai peralatan dan senjata.
Manusia memulai membuat peralatan
Dr Najjar menggambarkan momen itu sebagai "lompatan kuantum" di mana manusia mulai memproduksi alat-alat mereka sendiri.
Dilansir dari The Guardian, ditemukan sebuah catatan dari abad ke-17 menyebut ada sebuah tempat yang disebut sebagai Bukit Sulaiman yang sebelumnya disebut Kastil Sulaiman.
Disebutkan banyak orang-orang yang dikirim ke sana oleh Nabi Sulaiman untuk mendapatkan emas dan tembaga
Raja Solomon diyakini membangun kastil pertamanya di Bukit Bait Suci, Yerusalem.
Para ahli mengatakan segala sesuatu yang mereka ketahui tentang Raja Solomon adalah berasal dari kitab suci.
Sebagaimana diketahui, Raja Solomon merupakan figur yang dihormati oleh penganut Yudaisme dan Kristen, sementara di Islam ia disebut sebagai salah satu nabi besar yang terkenal akan kekayaan dan kemampuannya berkomunikasi dengan binatang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.