Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menghayati Makna Bumiputera

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Suprana
Editor: Sandro Gatra

PROGRAM utama Mahathir Muhammad ketika pertama kali menjadi Perdana Menteri Malaysia adalah menyetarakan daya ekonomi kaum Bumiputera Malaysia dengan kaum pendatang.

Mahathir Muhammad sebenarnya bukan seorang Bumiputera Malaysia, maka tidak ada yang menuduh sang putra terbaik Malaysia keturunan India yang kini berusia 96 tahun itu sebagai rasis.

Sementara di Indonesia istilah pribumi sudah tercemar buruk akibat dianggap diskriminatif terhadap ras tertentu.

Apakah memang benar pribumi merupakan istilah bersifat rasis? Mari kita simak apa kata Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang makna istilah pribumi.

Ternyata KBBI memaknakan kata pribumi sekadar sebagai “penghuni asli yang berasal dari tempat yang bersangkutan”.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama sekali tidak ada aroma rasis pada pemaknaan KBBI terhadap istilah pribumi serta merta dengan sendirinya juga antonimnya, yaitu non-pribumi.

Menurut KBBI, istilah pribumi pada hakikatnya lebih bersifat kronologi geohistoris ketimbang rasis.

Maka jauh panggang dari api apabila tes DNA dimanfaatkan pihak tertentu untuk menentukan siapa yang pribumi dan siapa yang non-pribumi.

Apa mau dikata kekeliruan tafsir terhadap istilah pribumi sudah terlanjur mengaprah di Indonesia sehingga istilah yang sebenarnya tidak rasis itu tetap tidak disukai pihak yang bersikeras alergi istilah pribumi sebagai terminologi rasis.

Hanya mereka yang paham antropologi serta sejarah penjajahan di planet bumi tetap menggunakan istilah pribumi secara tepat dan benar sebagai identitas masyarakat adat alias penghuni asli yang berasal dari tempat yang bersangkutan sebagai padanan istilah bahasa Inggris: native bagi masyarakat Aborijin, Apache, Navayo, Inka, Zulu, Anui, Atayal, Baduy, Asmat, Wamesa, Korowai, Maori dan lain-lainnya.

Meski secara pribadi tidak keberatan disebut sebagai non-pribumi, namun saya bersyukur bahwa pada awal tahun 2022 penerbit LP3S menerbitkan sebuah buku berjudul “Bumiputera Menggugat” yang ditulis oleh Muhammad Jumhur Hidayat dengan prolog Rocky Gerung dan epilog Yudi Latif .

Ketimbang melibatkan diri ke dalam kemelut polemik istilah pribumi, tiga tokoh yang kebetulan pribumi itu bijak dan santun menggunakan istilah Bumiputera yang de facto sudah digunakan oleh sebuah perusahaan asuransi nasional sejak tahun 1912.

Sejarah membuktikan bahwa sampai saat naskah ini saya tulis, istilah Bumiputera tidak atau belum tercemar tafsir politik keliru.

Demi menghindari suasana konflik berkelanjutan, istilah pribumi dapat diganti dengan istilah yang lebih terkesan belum dipolitisir, yaitu Bumiputera seperti yang ditawarkan oleh penerbit LP3S bersama sang ilmuwan ketenagakerjaan Muhammad Jumhur Hidayat, sang pemikir Rocky Gerung dan sang Begawan Pancasila Yudi Latif.

Dengan rasa santun dan hormat kita dapat menyebut saudara-saudara kita yang Baduy, Aga, Gayo, Batak, Bugis, Minahasa, Asmat, Wamesa, Korowai, Samin dan lain-lain sebagai Bumiputera.

Insya Allah, sesuai sila poros di tengah-tengah Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, warga Bumiputera dan Non-Bumiputera berkenan bersatupadu demi bahu-membahu bergotong royong membangun Indonesia sebagai negeri Bhinneka Tunggal Ika nan gemah ripah loh jinawi, tata tenteram kerta raharja. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi