Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Klasik Disebutkan Lebih Ramah Lingkungan daripada Mobil Listrik, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
Aditya Maulana, KompasOtomotif
Puluhan mobil klasik memadati pelataran parkir JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah studi oleh Footman James mengungkapkan bahwa mobil klasik lebih ramah dan tidak terlalu merusak lingkungan daripada kendaraan modern, termasuk mobil listrik.

Dilansir dari Hindustan Times, 20 Juni 2022, mobil klasik bisa lebih ramah lingkungan daripada mobil modern atau mobil listrik karena penggunaan mobil klasik yang sangat terbatas sepanjang tahun.

Berbeda dengan mobil modern atau mobil listrik yang sering digunakan setiap hari dan mengeluarkan polutan dalam jumlah besar ke lingkungan.

Baca juga: Di Balik Wisuda Drive-Thru UNS, dari Gunakan Mobil Listrik hingga Andong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meskipun diasumsikan bahwa mobil klasik lebih mencemari lingkungan dibanding mobil baru dan modern, namun volume emisi rata-rata sebenarnya tergantung pada penggunaannya.

Mobil lama atau mobil klasik sejatinya lebih jarang digunakan dibanding kendaraan modern.

Laporan tersebut mengeklaim bahwa rata-rata mobil klasik di Inggris mengeluarkan 563 kilogram CO2 per tahunnya.

Baca juga: Ramai soal Tesla, Siapkah Indonesia dengan Mobil Listrik?

Hal ini juga menunjukkan bahwa mobil modern dapat mengeluarkan lebih sedikit polutan ke lingkungan berdasarkan per kilometer.

Namun demikian, juga tetap mengeluarkan emisi yang besar secara kumulatif setiap tahunnya.

Perbandingan emisi karbon antara mobil klasik dan mobil modern akan sangat berbeda apabila pabrikan mobil telah mencapai target produksi karbon netral dalam dekade berikutnya.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Truk Bermuatan yang Hilang Keseimbangan Hantam Mobil di Nagreg, Ini Kronologinya

Jenis mobil listrik dan cara kerjanya

Dilansir dari laman hyundai.com, berikut jenis mobil listrik yang ada saat ini:

Jenis mobil ini juga dikenal dengan nama AEV (All-Electric Vehicle), kendaraan yang beroperasi sepenuhnya dengan menggunakan listrik melalui baterai.

Jenis BEV tidak memiliki mesin pembakaran (ICE).

Listrik disimpan pada battery pack. Pengisian baterai dilakukan dengan menghubungkannya ke jaringan listrik eksternal.

Baca juga: Viral, Video Pengemudi Mobil Adang Bus dan Minibus yang Disebut Lawan Arah di Klaten, Ini Kata Polisi

Jenis mobil listrik ini disebut juga standard hybrid atau paralel hybrid.

Mobil listrik jenis HEV memiliki dua sistem penggerak, yaitu mesin pembakaran (ICE) dan motor traksi.

ICE mendapat energi dari BBM, sementara motor mendapat daya dari baterai.

Untuk cara kerja mobil listrik HEV ini baik mesin maupun motor dapat memutar transmisi menggerakkan roda pada saat bersamaan.

Baca juga: Masa Depan Mobil Listrik dan Segudang Promo Diskon dari PLN

  • Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

Jenis mobil listrik PHEV adalah jenis hybrid yang memiliki mesin pembakaran (ICE) dan motor traksi listrik.

Jenis mobil ini dapat ditenagai oleh sumber energi fosil (seperti bensin) atau sumber alternatif (seperti biodiesel) dan oleh baterai.

PHEV biasanya dapat beroperasi setidaknya dalam dua mode, yaitu all-electric mode, di mana hanya listrik pada baterai sebagai energi menggerakkan mobil dan hybrid mode, di mana listrik dan bensin digunakan bersamaan.

Baca juga: Viral, Foto Pemotor Kena Tilang Elektronik karena Tidak Pakai Helm Saat Berkendara di Jalan Persawahan, Ini Kata Polisi

  • Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)

Jenis atau tipe mobil listrik FCEV juga dikenal sebagai Fuel-Cell Vehicle (FCV) atau kendaraan zero emission.

FCEV menggunakan hidrogen sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik dari sistem sel bahan bakar.

Listrik dipakai untuk mengaktifkan motor menjalankan kendaraan.

Baca juga: Dilema Mobil Listrik dan Emisi Gas Rumah Kaca

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Arti Huruf dan Angka pada Mobil Transmisi Matik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi