Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Harian Covid-19 Indonesia Tembus di Atas 1.000, sampai Kapan Potensi Kenaikan Akan Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/PerupaData
Indonesia melaporkan 930 kasus atau hampir 1.000 kasus baru harian Covid-19 pada Selasa (14/3/2022). Jumlah tertinggi dalam 2 bulan terakhir
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan kenaikan kasus harian itu tembus di atas 1.000 kasus.

Dilansir dari Worldometers, Kamis (23/6/2022) pukul 07.30 WIB, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 mencapai 1.985 kasus.

Dengan adanya kenaikan tersebut, total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 6.072.918.

Adapun total pasien yang dinyatakan sembuh adalah 5.904.825 dan jumlah kematian mencapai 156.702.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Covid-19 di Indonesia mengakibatkan negara tersebut menempati posisi ke-19 sebagai negara dengan catatan kasus tertinggi di dunia.

Baca juga: Prediksi Puncak Gelombang Infeksi Subvarian BA.4 dan BA.5

Lantas, sampai kapan potensi kenaikan kasus Covid-19 akan terjadi di Indonesia?

Analisis epidemiolog soal kenaikan kasus Covid-19

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia ini akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Terutama setelah ditemukannya varian Omicron BA. 4 dan BA. 5 di Indonesia.

"Kenaikan Covid-19 ini jelas akan berlangsung ya setidaknya satu sampai dua bulan ya," ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/6/2022).

"Setidaknya kita akan menghadapi masa rawan sampai Agustus ya paling tidak," imbuhnya.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Kendati demikian, kenaikan kasus Covid-19 saat ini berbeda dengan fenomena kenaikan kasus Covid-19 varian Delta yang sebelumnya pernah terjadi.

Saat itu, lonjakan kasus sangat tinggi hingga ketersediaan rumah sakit di Indonesia cukup penuh.

Berbeda dengan kejadian saat itu, Dicky mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 saat ini akan terjadi secara lebih lambat.

Baca juga: Kasus Kematian akibat Covid-19 di Indonesia Masih Tinggi, Lansia Mendominasi

Meskipun lonjakan kasus diperkirakan tidak separah varian Delta, Dicky tetap mengimbau bahaya kasus Covid-19 ketika menyerang kelompok yang rentan.

"Hanya pada kelompok-kelompok yang rawan, yang populasi berisiko tinggi seperti lansia, komorbid, ataupun yang cakupan vaksinasinya masih minim itu yang paling berbahaya," tuturnya.

Pasalnya, Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 ini adalah subavarian yang memiliki tingkat penularan paling cepat dan paling efektif menghindari antibodi jika dibandingkan dengan subvarian lainnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Alami Kenaikan, Bagaimana Kebijakan Bermasker di Luar Ruangan?

Prediksi puncak kasus

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban memprediksi bahwa angka kenaikan Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak akan terlalu tinggi.

"Perhitungan saya puncaknya tidak akan terlalu, tapi mungkin agak lama seperti gunung bukan yang puncaknya tinggi tapi gunung yang agak panjang," ujarnya dilansir dari Kompas.com (20/6/2022).

Hal serupa juga terjadi di beberapa negara lainnya, salah satunya Malaysia.

Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?

Kendati kenaikan diprediksi tidak terjadi secara signifikan, pemerintah tetep diimbau untuk segera melakukan mitigasi Covid-19 dengan meningkatkan cakupan vaksinasi dosis kedua dan booster hingga pengetatan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan.

Selain itu, pemerintah juga perlu memerhatikan kenaikan angka positivity rate mingguan.

"Begitu positivity rate-nya sudah 5 persen lebih itu sudah lebih serius walaupun yang disebut amat serius kalau di atas 10 persen," terang dia.

Baca juga: Ini Beda Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 dengan Subvarian Sebelumnya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksin Covid-19 Tangkal Penularan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi