Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli soal Sesar Baribis dan Ancaman Gempa yang Incar Jakarta

Baca di App
Lihat Foto
INFOGRAFIS KOMPAS.ID/ GUNAWAN
Sesar Baribis disebut berpotensi menyebabkan bagian selatan Jakarta dilanda gempa bumi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sesar Baribis tengah banyak didengungkan di mana-mana, terkait potensinya dalam menyebabkan gempa di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Sesar Baribis terletak di bagian utara Pulau Jawa, membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka (Van Bemmelen, 1949).

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan bahwa sesar Baribis yang membentang di selatan Jakarta ini adalah sesar yang masih aktif.

Karena berstatus masih aktif, maka sesar ini berpotensi memicu terjadinya aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitarnya.

"Ya, struktur Sesar Baribis segmen di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/6/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keaktifan sesar juga didukung hasil monitoring peralatan sensor seismograf BMKG. Di mana dalam alat monitor terpantau aktivitas gempa di sepanjang jalur sesar, meskipun relatif dalam magnitudo kecil.

"Keaktifan sesar ini didukung hasil monitoring peralatan sensor seismograf BMKG di mana terdapat aktivitas gempa yang terpantau di jalur sesar, meskipun dalam magnitudo kecil 2,3 – 3,1," lanjut dia.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Sesar Baribis, Penyebab Ancaman Gempa Jakarta

Sesar Baribis sendiri sudah mencetak banyak riwayat gempa.

Pertama, adalah gempa di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1699 dengan skala magnitudo 8,0. Kemudian gempa di Jakarta pada 22 Januari 1780 dengan skala magnitudo 7,0. Dan gempa Cirebon pada 16 November 1847 dengan skala magnitudo 7,0. 

Adanya sejarah gempa akibat Sesar Baribis inilah yang membuat para ahli perlu terus mengingatkan bahwa wilayah Jakarta dan sekitarnya, perlu bersiap-siap menghadapi potensi ancaman gempa.

Hal itu mengingat Jakarta dan sekitarnya berada di zona bahaya gempa, baik dari zona subduksi maupun jalur patahan di daratan.

Dikutip dari Kompas.id, penelitian terbaru yang dipublikasikan di Scientific Reports-Nature, pada Kamis (16/6/2022), menambah bukti ancaman gempa yang mengepung Jakarta dan sekitarnya.

Penelitian yang ditulis Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro dan tim ini menunjukkan bahwa Sesar Baribis, jalur patahan di selatan Jakarta, masih aktif dan menyimpan ancaman besar.

Baca juga: Sesar Baribis dan Ancaman Gempa yang Mengepung Jakarta dan Sekitarnya

Gabungan data sejarah dan kajian geofisika terbaru mengerucut dalam satu kesimpulan yang cukup tidak menyenangkan, yaitu bahwa wilayah megapolitan Jabodetabek yang dihuni 29.116.662 jiwa atau sekitar 11 persen dari penduduk Indonesia ini memiliki kerentanan gempa bumi.

Peneliti geofisika yang juga dosen di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB, Endra Gunawan mengatakan, masyarakat di kawasan megapolitan Jabodetabek harus terus diedukasi sehingga bisa memitigasi ancaman gempa tersebut.

”Ini memang agak sensitif karena berkaitan dengan daerah yang padat penduduk. Tetapi, harus disampaikan apa adanya bahwa dari sisi sains, zona tektonik di selatan Jakarta memang aktif,” kata dia.

Endra menekankan bahwa kerentanan bencana di Jakarta dan sekitarnya ini perlu dikomunikasikan terus-menerus ke masyarakat.

Agar ketika sudah mengetahui potensi ancaman bencana, masyarakat dan pemerintah bisa mulai mempersiapkan mitigasinya.

”Selain tata ruang dan tata bangunan, juga edukasi dan pelatihan menghadapi gempa perlu disiapkan secara rutin,” kata dia.

Hal senada juga dikemukakan Daryono. Mengingat risiko guncangan karena gempa di Jakarta dan sekitarnya bisa diamplifikasi oleh kondisi tanah yang lunak karena tersusun endapan muda.

Ditambah, potensi kegempaan dari zona subduksi di Jawa bagian barat ini bisa mencapai M 8,8, yang tentu saja melahirkan dampak guncangan tak main-main bagi Jakarta.

"Ini yang patut diwaspadai. Kita punya banyak bukti catatan gempa kecil bahkan dengan magnitudo 4,5 mampu menimbulkan kerusakan karena hiposenternya dangkal dengan episenternya dekat dengan permukaan," pungkas Daryono.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi