Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Mesin Kendaraan Bisa Mogok Saat Melintasi Rel Kereta Api

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/M ZAENUDDIN
Pengendara melintas di perlintasan kereta api wilayah Bumi Bintaro Permai, Pondok Aren, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2020). Tidak berfungsinya palang pintu di perlintasan kereta api sejak 2 tahun lalu mengancam keselamatan warga.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Beberapa kejadian yang terjadi di perlintasan kereta api adalah mesin kendaraan mati saat berada di tengah lintasan atau rel.

Ada yang beranggapan karena adanya magnet yang kuat di rel yang menyebabkan mesin kendaraan mati. Benarkah mesin kendaraan mati jika melintasi kereta?

Saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/6/2022), PPNS Perkeretaapian Bagas Senoadji menegaskan, tak selalu mesin mati saat melintasi rel kereta api, karena banyak kendaraan yang mesinnya tetap hidup ketika melintasi rel.

Mesin kendaraan bisa mati di mana saja dan dengan penyebab bermacam-macam.

Lantas, apa penyebabnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengapa Mesin Kendaraan Mati Saat Melintas Rel Kereta Api?

Penyebab mesin mati saat melintasi rel KA

Berdasarkan data Federal Railroad Association (FRA) di Amerika, hanya ada 320 kali insiden dan hanya 6 kali yang mobil tak bisa dinyalakan.

Dari beberapa faktor penyebab mobil kecelakaan dengan kereta, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab mesin mobil mati di atas rel, yakni:

Lantas, benarkah penyebabnya bisa juga karena magnet?

Bagas mengatakan, pada tiap lokomotif terdapat roda kereta atau boggie yang memiliki komponen utama berupa dinamo.

Di dalam dinamo ada unsur magnet yang cukup besar, jika lokomotif seri CC, berarti ada 3 rangkaian boggie (6 buah dinamo besar).

"Hal ini berdampak pada rel yang terbuat dari baja dapat menghantarkan medan magnet sejauh 1 kilometer dari lokomotif," kata Bagas.

Selain itu fakta kendaraan yang melintas jalur kereta api biasanya menggunakan kecepatan rendah, sehingga ketika mereka tidak memindahkan gigi lebih rendah, kejadian mesin mati bisa terjadi.

"Apabila pengendara tidak memindahkan gigi mesin yang lebih rendah, maka putaran mesin dinamo kendaraan bermotor dan koil yang ada dapat seketika mati akibat faktor medan magnet boggie KA yang dihantarkan oleh rel KA," jelas dia.

Petugas Jalur Perlintasan Langsung (JPL) sendiri juga selalu menutup pintu perlintasan sebelum KA mendekat kurang lebih berjarak 3 km.

Baca juga: Demi Keselamatan, Ingat Hal Ini Saat Lintasi Rel Kereta Api

Apa yang dilakukan ketika mesin mati di tengah rel?

Bila ada pengemudi yang tetap menerobos melintasi rel kereta padahal kereta sudah dekat, atau berjarak kurang dari 1 kilometer, maka akan mengakibatkan mesin dinamo dan koil yang sudah dalam kondisi lemah, mati.

Bagas mengimbau kepada pengendara tersebut segera keluar dari mobil demi mencegah terjadinya hal yang lebih buruk.

Jika tidak, kendaraan beserta penggunanya berisiko tertabrak dan terseret rangkaian kereta yang melaju cepat.

"Bila hal ini terjadi, segera keluar dari mobil Anda, karena mesin mobil akan susah untuk di-stater kembali," imbau Bagas.

Pengendara juga disarankan tidak melintas rel kereta api bila rangkaian kereta sudah mulai terlihat, meski jaraknya masih cukup jauh.

Hal ini karena rata-rata kereta api baru akan berhenti di jarak 800 meter setelah pengereman dilakukan.

"Ingat KA tidak bisa mengerem mendadak, karena roda dan rel terbuat dari baja sehingga tidak ada friksi," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi