Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Syarat dan Cara Turun Daya Listrik PLN | Alasan Duet Anies-Ganjar yang Sulit Diwujudukan

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com
Tangkapan layar berita populer di laman Tren sepanjang Selasa (28/6/2022) hingga Rabu (29/6/2022) pagi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah informasi menghiasi laman Tren sepanjang Selasa (28/6/2022).

Informasi perihal syarat dan cara turun daya listrik PLN mendominasi.

Diketahui, pemerintah resmi menaikkan tarif dasar listrik (TDL) bagi pelanggan rumah tangga dengan daya di atas 3.500 VA mulai 1 Juli 2022.

Selain terkait kenaikan listrik, informasi seputar duet Anis-Ganjar yang sulit diwujudkan, sejarah Adidas dan Puma, tiket masuk pantai pasir putih PIK 2 hingga soal alasan Soekarno berikan nama "Kompas" juga menarik perhatian pembaca.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita populer Tren

Berikut berita terpopuler di laman Tren sepanjang Selasa (28/6/2022) hingga Rabu (29/6/2022) pagi:

1. Syarat dan cara turun daya listrik PLN

Pemerintah resmi menaikkan tarif dasar listrik (TDL) bagi pelanggan rumah tangga dengan daya di atas 3.500 VA mulai 1 Juli 2022.

Keputusan penyesuaian tarif listrik ini sebagaimana tertuang dalam Surat Menteri ESDM Nomor T-162/TL.04/MEM.L/2022 tertanggal 2 Juni 2022.

Terhitung bulan depan, TDL pelanggan rumah tangga daya di atas 3.500 VA akan disesuaikan dari Rp 1.444,7 per kilowatthour (kWh) menjadi Rp 1.699,53 per kWh.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo mengatakan, penyesuaian tarif dilakukan untuk mewujudkan tarif listrik yang berkeadilan.

Lantas, bisakah pelanggan rumah tangga dengan daya di atas 3.500 VA mengajukan penurunan daya?

Informasi selengkapnya soal syarat dan cara turun daya listrik PLN dapat disimak pada berita berikut:

Tarif Listrik Naik Per 1 Juli, Ini Syarat dan Cara Turun Daya Listrik PLN

2. Sejarah Adidas dan Puma

Sejarah Adidas dan Puma, dua apparel olahraga terkenal di dunia tak bisa dilepaskan dari kakak beradik Rudolf (Rudi) Dassler dan adiknya Adolf (Adi) Dassler.

Di kemudian hari, Rudi mendirikan merek Puma, sedangkan adiknya Adi Dassler berjaya dengan merek Adidas.

Kedua merek tersebut dirikan oleh dua bersaudara Dassler yang berasal dari Kota Herzogenaurach di Jerman.

Lantas, bagaimana sejarah Adidas dan Puma?

Informasi selengkapnya dapat disimak pada berita berikut:

Sejarah Adidas dan Puma: Persaingan Dua Saudara Lahirkan Merek Dunia

3. Tiket masuk pantai pasir putih PIK 2

Pantai Pasir Putih PIK 2 adalah destinasi wisata yang terletak di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara.

Seperti namanya, tempat wisata ini menawarkan hamparan pasir putih yang bisa dijadikan pelepas penat bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Bukan hanya pantai pasir putih, tempat ini juga menyediakan fasilitas lain seperti kolam renang, kafe, restoran, dan wisata hutan mangrove.

Lantas, berapa harga tiket masuk Pantai Pasir Putih PIK 2?

Informasi selengkapnya soal tiket masuk pantai pasir putih PIK 2 di Jakarta Utara dapat disimak pada berita berikut:

Tiket Masuk Pantai Pasir Putih PIK 2

4. Alasan Soekarno berikan nama "Kompas"

Harian Kompas berusia 57 tahun setelah resmi terbit pertama kali pada 1965.

Kelahiran Harian Kompas tak bisa dilepaskan dari sosok Presiden Soekarno (Bung Karno).

Dialah yang memberi usulan nama "Kompas".

Bagaimana sejarahnya?

Informasi selengkapnya dapat disimak pada berita berikut:

Alasan Bung Karno Berikan Nama "Kompas" 57 Tahun Lalu

5. Alasan duet Anis-Ganjar yang sulit diwujudukan

Wacana untuk memasangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ramai diperbincangkan.

Duet Anies-Ganjar ini pertama kali diusulkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, usulan itu disampaikan untuk mempersatukan masyarakat yang sebelumnya terbelah pada Pemilu 2014 dan 2019.

"Pak Surya Paloh udah beberapa kali menyampaikan itu. Bahwa pilpres dua kali membuat perpecahan polarisasi begitu dalam dan nyata," kata Ali, Senin (27/6/2022).

Lantas, apakah duet tersebut akan mampu mengatasi polarisasi masyarakat akibat pilpres sebelumnya?

Analisis soal sulitnya mengusung duet Anies-Ganjar dapat disimak pada berita berikut:

Diklaim Pemersatu, Duet Anis-Ganjar Sulit Diwujudkan, Ini Alasannya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Melihat Pengendalian Senjata Api di Berbagai Negara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi