Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Cemas Setelah Temukan Raja Singa Langka, Tak Mempan Antibiotik

Baca di App
Lihat Foto
pixabay
Ilustrasi gonore atau kencing nanah
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang pria asal Austria berusia sekitar 50 tahun terkonfirmasi terinfeksi penyakit kelamin raja singa, dikenal juga sifilis atau gonore super langka pada April 2022.

Ilmuwan menyebut temuan ini langka sebab infeksi raja singa tersebut resisten atau tak mempan dengan antiobiotik yang biasa digunakan. 

Hal itu juga yang menyebabkan ilmuwan khawatir apabila infeksi tersebut akan mejadi ancaman kesehatan global di masa depan.

Baca juga: Mengenal Gonore, Penyakit Menular Seksual yang Dapat Menyerang Pria dan Wanita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resisten dengan antibiotik

Strain super yang ditemukan pada pria Austria itu dilaporkan resisten terhadap ceftriaxone dan azithromycin, serta sejumlah antibiotik lain yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit ini.

Termasuk antibiotik cefixime, cefotaxime, ciprofloxacin, dan tetrasiklin.

Dikutip dari Newsweek, Rabu (22/6/2022), pria paruh baya itu mengaku mengalami rasa sakit ketika buang air kecil.

Rasa sakit itu juga ditandai dengan keluarnya cairan dari uretra.

Sementara itu, Dr Olwen Williams, Kepala British Association for Sexual Health and HIV mengatakan, munculnya jenis baru gonore yang sangat resisten ini menjadi perhatian besar. 

"Kami khawatir masalahnya akan memburuk karena pemotongan dramatis yang telah diberikan pada anggaran kesehatan masyarakat. Mengkhawatirkan ini telah meninggalkan layanan kesehatan seksual pada 'titik kritis', dengan penutupan klinik datang pada waktu yang paling buruk," kata dia dikutip dari BBC.

Berhubungan seks tanpa kondom

Menurut informasi yang dihimpun, pria tersebut tertular penyakit gonore setelah berhubungan seks dengan seorang pekerja seks di Kamboja tanpa memakai kondom.

Lima hari setelahnya, ia pergi ke ahli urologi untuk memeriksakan kondisi tubuhnya karena mengalami rasa sakit saat kencing.

Setelah diperiksa, pria itu didiagnosis mengalami gonore dan diberi resep antibiotik pengobatan biasa.

Namun, dua minggu kemudian, ia menjalani tes PCR pada sampel uretra dan hasilnya positif gonore atau sifilis. 

Uji kesembuhan menggunakan sampel kultur uretra, rektal dan faring negatif, namun tes PCR dari sampel kultur swab uretra adalah Nisserria gonorrhoeae menunjukkan hasil positif.

Baca juga: Penyakit Gonore: Penyebab serta Gejala pada Pria dan Wanita

Obat bisa tidak efektif

Dikutip dari eurosurveillance, Nisseria gonorrhoeae adalah bakteri patogen penyebab gonore dan berbagai gejala sisa yang cenderung terjadi ketika infeksi asimtomatik naik ke dalam saluran genital atau menyebar ke jaringan distal.

Bakteri ini sangat resisten terhadap antibiotik dan menyebabkan sejumlah pengobatan raja singa atau sifilis tidak efektif. 

Karena tidak ada isolat gonokokal pasca perawatan yang tersedia, kasus ini dianggap sebagai kemungkinan kegagalan pengobatan.

Lantaran obat-obatan tersebut tidak ampuh untuk mengobati N. gonorrhoeae, maka dokter pun masih berupaya mencari obat yang cocok untuk pria paruh baya itu.

Baca juga: 3 Kasus Baru Infeksi Menular Seksual Gonore di Inggris, Banyak Dialami Usia Muda

Jenis gonore super langka

Berdasarkan hasil uji kepekaan antimikroba, pengobatan tambahan dengan asam amoksisilin-klavulanat (1 g) ditentukan dua kali sehari selama 7 hari.

Pada tes penyembuhan setelah perawatan kedua ini, sampel uretra adalah N. kultur gonorrhoeae negatif, sayangnya, tidak ada sampel PCR urin yang tersedia.

Sementara itu, pasien negatif Chlamydia trachomatis PCR dan dan Mycoplasma genitalium.

Dalam pemeriksaan medis lainnya, pasien menolak untuk melakukan tes HIV dan sifilis.

Adapun jenis gonore yang resisten pada pria itu ternyata terkait erat dengan jenis yang dikenal sebagai " WHO Q", yang sebelumnya telah dikaitkan dengan tiga kasus gonore pada tahun 2018, semuanya terkait dengan Asia Tenggara.

Setelah perawatan ini, pria itu akhirnya bebas gonore.

Baca juga: Gonore (Kencing Nanah)

Kasus yang jarang terjadi

Sementara kasus super-gonore yang resistan terhadap obat masih relatif jarang, tetapi jumlahnya meningkat.

Membahas resistensi gonore terhadap antibiotik, disebutkan bahwa ada beberapa cara pencegahan, yakni:

  • Menggunakan kondom saat berhubungan seks
  • Mendiagnosis dini dan akurat
  • Melakukan pengobatan yang efektif, terjangkau, dan dapat diakses (idealnya termasuk tes penyembuhan dan pemberitahuan kontak dan pengobatan) gonore sangat penting.

Lebih lanjut, peningkatan pengawasan resistensi antimikroba, idealnya termasuk uji penyembuhan dan sekuensing seluruh genom, secara nasional dan internasional, khususnya di Asia.

Sebab, di Asia merupakan wilayah di mana banyak strain resisten ceftriaxone tampaknya telah muncul. Oleh karena itu, penting untuk melakukan sekuensing seluruh genom.

Baca juga: Waspada Sifilis, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi