Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda?

Baca di App
Lihat Foto
INSTAGRAM.com/@bimasislam
Tangkapan layar unggahan akun Instagram Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) soal Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi berbeda.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal Zulhijah 1443 Hijriah (H) jatuh pada Jumat (1/7/2022).

Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada Minggu (10/7/2022).

Ketetapan ini berbeda dengan Arab Saudi yang menetapkan 10 Zulhijah 1443 H jatuh pada Sabtu (9/7/2022).

Baca juga: Kapan Idul Adha 2022? Ini Tanggalnya Menurut Pemerintah, PBNU, dan Muhammadiyah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi berbeda?

Penjelasan BRIN

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, baik di Indonesia maupun di Arab Saudi sama-sama menggunakan rukyat dan mengadakan sidang isbat.

"Perbedaannya adalah kondisi hilal di indonesia yang belum memenuhi kriteria MABIMS baru, dengan altitude (ketinggian) 3 derajat dan elongasi (sudut pisah matahari-bulan) 6,4 derajat," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/7/2022).

Andi menuturkan, elongasi di Indonesia masih lebih kecil dari 6,4 derajat pada petang hari 29 Juni 2022 meskipun altitude-nya lebih besar dari 3 derajat saat Matahari terbenam.

Selain itu, pengamatan hilal yang dilakukan di 90 titik di seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan hilal.

"Sedangkan di Arab Saudi hilal terlihat, dan ketinggian hilal sudah mencapai 5 derajat dan elongasinya sudah 6,4 derajat. Inilah yang membuat penetapan hilal Zulhijjah 1443 H berbeda," tandasnya.

Baca juga: Kemenag Tetapkan Idul Adha Jatuh 10 Juli, Muhammadiyah 9 Juli 2022

Baca juga: Hasil Sidang Isbat Kemenag, Idul Adha Jatuh pada 10 Juli 2022

Penjelasan Kemenag

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kementerian Agama (Kemenag) Adib menjelaskan, perbedaan waktu itu disebabkan karena letak Arab Saudi lebih barat dari Indonesia.

"Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, sehingga hilal justru mungkin terlihat di Arab Saudi," terang Adib, dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat (1/7/2022).

Adib menjelaskan, semakin ke arah barat dan bertambahnya waktu, maka posisi hilal akan semakin tinggi dan semakin mudah dilihat.

Sementara, kata dia, letak geografis Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia, sehingga pada tanggal yang sama posisi hilal di sana lebih tinggi.

"Jadi kurang tepat jika memahami karena Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1443 H juga lebih awal. Jelas pemahaman ini kurang tepat," katanya.

Adib mengatakan, berdasarkan data hisab, pada akhir Zulkaidah 1443 H, ketinggian hilal di Indonesia antara 0 derajat 53 menit sampai 3 derajat 13 menit dengan elongasi antara 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

"Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar," jelasnya.

Baca juga: Panduan Penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban dari Kemenag

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi