Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Sekali Hari Idul Adha di Indonesia Beda dengan Saudi, Apa Sebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KEMENAG GORONTALO
Pemantauan hilal (rukyatul hilal) 1 Zulhijjah oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo di rooftop gedung IAIN Sultan Amai Gorontalo. Hasil pemantauan ini menunjukkan hilal tidak terlihat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Penetapan hari raya umat Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi, beberapa kali terjadi perbedaan.

Misalnya di tahun ini, di mana Idul Adha di Arab Saudi jatuh sehari lebih awal dari Indonesia.

Jika ditilik dari informasi yang ada, perbedaan penetapan Idul Adha juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya, misalnya pada tahun 2018, 1997, dan 1991.

Apa sebabnya? Berikut ulasannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2022

Kementerian Agama (Kemenag) telah melaksanakan sidang isbat penentuan awal bulan Zulhijah dan Idul Adha 1443 H atau 2022 pada 26 Juni 2022.

Dari hasil sidang itu, ditetapkan Idul Adha di Indonesia jatuh pada 10 Juli 2022.

Namun hal berbeda diputuskan oleh pemerintah Arab Saudi, di mana mereka menetapkan hari Idul Adha di wilayah negaranya jatuh pada 9 Juli 2022, satu hari lebih awal dari Indonesia.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib, menjelaskan perbedaan waktu itu disebabkan karena letak Arab Saudi lebih barat dari Indonesia.

“Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, sehingga hilal justru mungkin terlihat di Arab Saudi,” kata Adib, dikutip dari laman Kemenag (1/7/2022).

Ia menjelaskan, semakin ke arah barat dan bertambahnya waktu, maka posisi hilal akan semakin tinggi dan semakin mudah dilihat.

Adib mengatakan, berdasarkan data hisab, pada akhir Zulkaidah 1443 H, ketinggian hilal di Indonesia antara 0 derajat 53 menit sampai 3 derajat 13 menit dengan elongasi antara 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

“Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar,” jelas dia.

Baca juga: Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda?

2018

Perbedaan Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi juga terjadi pada 1439 H atau 2018.

Saat itu, Idul Adha di Indonesia jatuh pada 13 Agustus 2018. Sementara di Arab Saudi jatuh sehari sebelumnya, 12 Agustus 2018.

Masih dari situs Kemenag, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan mathla' (tempat terbitnya hilal).

Dijelaskan, posisi geografis Indonesia ada di sebelah timur Arab Saudi. Jadi secara waktu, matahari terbenam lebih dulu di Indonesia.

Ketika itu posisi hilal akhir bulan Zulkaidah di Indonesia masih berada di bawah ufuk, sehingga tidak bisa dirukyat atau dilihat.

Sementara itu, di Arab Saudi yang secara garis waktu berbeda selama 4 jam dengan Indonesia bagian barat, posisi hilal sudah berada di atas ufuk.

Sehingga, tanggal 1 Zulhijah di Arab Saudi jatuh lebih cepat, begitu pula dengan Idul Adha yang jatuh pada setiap 10 Zulhijah.

Baca juga: Kapan Idul Adha 2022? Ini Tanggalnya Menurut Pemerintah, PBNU, dan Muhammadiyah

1997 dan 1991

Belasan tahun sebelumnya, perbedaan penetapan tanggal 10 Zulhijah atau Idul Adha juga sudah terjadi.

Misalnya pada tahun 1997 dan 1991.

Pada 1997, Idul Adha di Indonesia jatuh pada 18 April 1997 sementara di Arab Saudi tanggal 17 April 1997.

Dan pada tahun 1991, Idul Adha di Indonesia ditetapkan 23 Juni 1991, sementara di Arab Saudi 22 Juni 1991.

Peneliti di Pusat Riset Antariksa pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin dalam Media Isnet menjelaskan perbedaan itu terjadi lantaran alasan astronomis.

Ijtimak atau konjungsi geosentris awal bulan di Saudi dikatakan lebih cepat daripada Indonesia.

Di Arab Saudi, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam (ijtima' qablal ghurub) sedangkan di Indonesia saat itu matahari sudah terbenam.

Berdasarkan saat ijtimak itu saja dapat difahami bahwa masuknya awal Zulhijah di Arab Saudi lebih dahulu daripada di Indonesia.

Menurutnya, perbedaan yang timbul sebenarnya tidak berbeda secara hakiki apabila dilihat menurut kalender qamariyah dengan garis tanggal qamariyah juga.

Masalahnya, kita kerap mendasarkan kalender qamariyah (bulan) yang digunakan dalam perhitungan tahun Hijriyah dengan kalender syamsiyah (matahari) yang digunakan sebagai dasar perhitungan tahun Masehi.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi