Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggota DPR-RI
Bergabung sejak: 22 Jun 2022

Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anggota DPR RI dan dosen.

Perempuan dan Keluarga, Fragmen Penting Idul Adha dan Ibadah Haji

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
Ilustrasi ibadah haji di tanah suci Mekkah
Editor: Egidius Patnistik

UMAT Islam memperingati Idul Adha sebagai bagian syiar hari besar umat Islam. Ada dua ritual besar yang terjadi sebagai bagian ibadah yang tidak lepas dari sejarah. Pertama umat Islam menunaikan rukun Islam kelima, ibadah haji di Mekkah. Kedua, umat Islam di berbagai belahan dunia lainnya menunaikan ibadah kurban dengan menyembelih hewan kurban dan dibagikan kepada siapa saja tanpa memandang suku dan agama.

Dalam dua peristiwa besar itu ada laku sejarah di dalamnya. Peristiwa kurban adalah perintah kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Peristiwa kurban ini diabadaikan dalam Al Quran surah As-Saffat ayat 99 hingga 111. Dalam fragmen tersebut, Ismail dikisahkan sebagai sosok yang amat sabar.

Baca juga: Sejarah Ibadah Haji

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.'” (QS As-Saffat: 102).

Menjadikan anak sebagai sosok yang amat sabar dalam peristiwa yang butuh pengorbanan tentu tidaklah mudah. Peran keluarga amat dominan dalam membentuk karakter Ismail. Dia memiliki support system keluarga yang kuat. Keteguhan dan kesabaran Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar bisa ditilik dalam hasil didikan mereka kepada Ismail.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fragmen ayah, perempuan dan keluarga dalam Idul Adha

Saat Idul Adha, fragmen yang paling sering diceritakan adalah tentang relasi ayah dan anak, yaitu kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Yang patut dicatat di sini bukan hanya hikmah kesabaran dan taat dalam perintah agama tapi juga relasi yang kuat antara ayah dan anak. Ayah menjadi sosok penting dalam pengasuhan. Keteladanan yang didapatkan anggota keluarga hadir dari sosok Ayah.

Dalam setiap persoalan, ada dialog yang dipaparkan sang Ayah. Nabi Ibrahim AS ingin mengajak anggota keluarga terlibat dalam keputusan keluarga. Nabi Ibrahim AS menanyakan apa pendapat Nabi Ismail AS meski sudah mengetahui bahwa itu adalah perintah dan ketetapan Allah SWT. Inilah relasi yang kuat, demokratis, yang dibangun dalam keluarga.

Fragmen lain yang juga kerap terlupakan adalah peran Siti Hajar sebagai sosok ibu dan perempuan. Peran Siti Hajar amat penting dalam dua peristiwa sekaligus, kurban dan ibadah haji. Menjadikan Ismail sebagai anak yang amat sabar dalam usia belia pastilah besar peran seorang ibu. Ibu yang membimbing, ibu yang mendidik, ibu yang memiliki hubungan terkuat dengan anak. Kata-katanya akan menjadi panduan sang anak.

Naluri anak akan semakin terasah dengan bimbingan seorang ibu. Inilah peran pertama Siti Hajar.

Peran kedua adalah sifat sabarnya saat perintah kurban turun. Anak yang dinanti-nantikan Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk dikurbankan. Ibu mana yang akan sanggup menghadapi ujian ini. Namun, Siti Hajar sanggup. Dia menerima keputusan Allah SWT dengan kesabaran yang paripurna, sebagaimana kesabaran Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Inilah peran kedua Siti Hajar.

Lihat Foto
Unsplash/Simon Infanger
Ilustrasi Idul Adha
Jejak perempuan dalam ibadah haji dan umrah

Siti Hajar adalah perempuan yang menyejarah. Jejak amaliahnya telah abadi sebagai sebuah praktik keagamaan haji dan umrah yang telah dilakukan beradab-abad dan akan terus dilakukan. Selain kesabaran paripurna dalam kurban, Siti Hajar sebagai sosok perempuan membuktikan kesabarannya yang luar biasa.

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil di Mekkah, tanah tandus yang saat itu tidak bertuan. Ibrahim meninggalkan mereka sendirian dan tanpa keterangan apapun.

Hajar bertanya,"Wahai Ibrahim, akankah engkau meninggalkan kami di sini tanpa bekal cukup dan orang yang menemani?”

Ibrahim AS tak menoleh. Siti Hajar kembali bertanya. Namun tak ada jawaban apapun dari sang suami.

Lantas dia bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkan ini padamu?”

“Ya” jawab Ibrahim singkat.

“Jika demikian maka Allah tidak akan menyia-nyiakan kami” tegas Hajar sambil kembali ke tempatnya.

Inilah bentuk keyakinan dan kesabaran dari sosok perempuan, yang akhirnya menjadikan tindakannya sebagai tindakan bersejarah. Saat Ismail meraung kehausan, naluri seorang ibu membuat Hajar berdiri. Ia naik ke bukit Shafa untuk mencari air sekaligus bantuan. Ia seperti melihat air di seberang, lalu setengah berlari menuju Bukit Marwah.

Tujuh kali bolak-balik ia melakukannya tapi tak kunjung ada air dan bantuan. Allah SWT kemudian mengirimkan pertolongan. Dari tanah tempat Ismail menghentak kaki mungil,  air memancar. Inilah air zam-zam yang hingga kini tidak pernah kering dan telah menjadi air sajian bagi jemaah haji dan umrah dari seluruh dunia. Inilah peran luar biasa perempuan tangguh bernama Hajar.

Amaliah dari Shafa ke Marwa kini menjadi amalan sai, yang menjadi salah satu rukun haji dan umrah. Hal itu dilakukan miliaran manusia untuk kembali mengingat perjuangan Siti Hajar. Perjuangannya pula telah menjadi sebab munculnya air zam-zam yang manfaatnya telah dirasakan beberapa generasi setelah Hajar dan Ismail.

Perempuan secara faktual telah menjadi bagian penting dalam sejarah sekaligus ibadah dalam Islam. Inilah pesan yang tidak boleh dilupakan. Bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam kehidupan. Sekali lagi dalam momentum yang serentak hari ini, peran perempuan dan keluarga amat besar. Ini harus menjadi roh dalam berbagai kebijakan, bahwa perempuan dan keluarga bukan hanya pelengkap tapi sebagai sebuah subjek dan pelaku.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi