Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Pesan Berantai Larangan "Nyate" karena Wabah PMK, Ini Kata Kemenkes dan IDI

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO
Para petugas satgas PMK Kabupaten Purworejo melakukan vaksinasi hewan ternak untuk mencegah meluasnya PMK di Purworejo pada Jumat (1/7/2022)
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Pesan berantai berisi larangan memasak sate daging kurban karena wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) beredar luas di aplikasi WhatsApp.

Bahkan larangan tersebut diklaim berasal dari hasil rapat dinas kesehatan.

Dibandingkan memasak sate, pesan tersebut mengimbau warga untuk memilih masakan yang direbus lebih dari 30 menit.

Ini dilakukan guna mencegah terjadinya penularan wabah PMK dari hewan ke manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bolehkah Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal?

Berikut isi pesannya:

Rapat di Dinkes kemarin ada titipan pesan himbauan buat masyarakat untuk perolehan daging qurban agar tidak dimasak sate, baiknya dimasak yang menggunakan perebusan lebih dari 30 menit.

Mencegah penyakit mulut dan kuku yang menyerang pada hewan ternak, meskipun telah dilakukan pemeriksaan pada hewan tersebut sebelum dipasarkan.

Berkaca pada kasus penyakit SARS dan MERS yang sangat berbahaya yang disebabkan virus yang bersifat zoonosis yaitu ditularkan dari hewan ke manusia. Harus berhati-hati dan jangan sampai terjadi lagi.

Pencegahan lebih baik dari pengobatan

Baca juga: Syarat Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Penjelasan Kemenkes dan IDI

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, informasi tersebut tidak benar.

"Hoaks," kata Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).

Menurutnya, sampai saat ini belum ada laporan kasus PMK dari hewan ke manusia, apalagi manusia ke manusia.

Baca juga: Indonesia Pernah Dinyatakan Bebas PMK, Mengapa Penyakit Itu Datang Lagi?

Senada, Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Zubairi Djoerban membantah isi pesan berantai tersebut.

Ia menjelaskan, potensi penularan PMK dari hewan ke manusia sangat kecil.

"Ini pun sebagian kecil terjadinya juga karena cara memasaknya kurang tepat. Namun walau cara masaknya kurang tepat juga tetap rendah," kata Zubairi terpisah, Sabtu (9/7/2022).

Untuk itu, Zubairi menyebut larangan memasak sate saat Idul Adha kali ini tidak bisa dibenarkan.

Bahkan, pemerintah Inggris secara resmi mengatakan bahwa PMK tidak memengaruhi manusia.

Baca juga: Wapres Imbau Penyedia Siapkan Hewan Kurban yang Bebas PMK

Cara menyimpan dan memasak daging agar aman

Diberitakan Kompas.com, dosen Fakultas Peternakan UGM Edi Suryanto mengatakan, cara memasak daging kurban yang aman untuk mengantisipasi PMK pada hewan yakni mengolah daging dengan suhu di atas 100 derajat Celsius minimal selama 30 menit.

Edi juga menganjurkan agar daging kurban yang diterima warga tidak langsung dicuci, melainkan langsung dimasak dengan cara diungkep atau direbus sesuai anjuran di atas.

Proses pencucian daging dapat menyebarkan virus penyebab penyakit mulut dan kuku ke lingkungan sekitar.

Hal tersebut dikhawatirkan bisa menulari hewan berkuku belah di lingkungan sekitar dan wabah PMK meluas.

Jika ingin menyimpan daging mentah dalam bentuk beku, simpan dahulu daging ke pendingin biasa (bukan di freezer) selama 24 jam.

Baca juga: Cara Menyimpan Daging dengan Benar agar Tahan Lama

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tips Menyimpan Ikan, Daging, dan Sayur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi