Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di 5 Daerah Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/aditya_frzhm
ILUSTRASI - Tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta, 22 Agustus 2019.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hari raya Idul Adha merupakan salah satu hari besar yang dirayakan umat muslim.

Umat muslim akan melakukan pemotongan hewan kurban sebagai pelaksanaan ibadah Idul Adha.

Di Indonesia sendiri hewan ternak yang paling umum dikurbankan adalah sapi dan kambing.

Daging penyembelihan hewan kurban tersebut nantinya juga akan dibagikan kepada golongan dan orang-orang yang tidak mampu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain identik dengan penyembelihan hewan kurban, masyarakat di berbagai daerah juga memiliki tradisi-tradisi unik ketika hari raya Idul Adha tiba.

Apa saja tradisi-tradisi unik tersebut?

Baca juga: Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda?

Tradisi unik Idul Adha

Berikut ini adalah 5 daerah yang memiliki tradisi unik Idul Adha, dikutip dari laman IndonesiaTravel:

1. Tradisi Apitan di Semarang

Tradisi Apitan adalah bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Tradisi yang dirayakan di Semarang ini biasannya diisi dengan pembacaan doa yang dilanjutkan dengan arak-arakan gunungan hasil tani dan ternak.

Nantinya arakan tersebut akan diambil secara berebutan oleh masyarakat sekitar.

Perayaan tradisi Apitan dipercaya menjadi kebiasaan Wali Songo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat Idul Adha.

Selain arak-arakan gunungan, tradisi Apitan juga menyeguhkan hiburan khas kearifan lokal yang dapat disaksikan oleh siapa pun.

Baca juga: Tak Hanya Sekali Hari Idul Adha di Indonesia Beda dengan Saudi, Apa Sebabnya?

2. Tradisi Manten Sapi di Pasuruan

Tradisi Manten Sapi adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.

Nantinya, warga Pasuruan akan mendadani sapi yang akan dikurbankan secantik mungkin layaknya pengantin.

Sapi tersebut juga dikalungi bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, surban, dan sajadah.

Digunakannya kain kafan pada hewan ternak merupakan simbol kesucian bagi orang yang berkurban.

Setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban.

Daging sapi kurban yang mengikuti tradisi Manten Sapi biasanya akan diolah untuk disantap secara bersama-sama.

Baca juga: 7 Makanan Khas Idul Adha dari Berbagai Negara

3. Tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Tradisi Grebeg Gunguan merupakan sebuah tradisi yang dirayakan oleh masyarakat Yogyakarta pada saat Idul Adha.

Warga muslim Yogyakarta akan mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman.

Arak-arakan hasil bumi ini berjumlah 3 buah gunungan yang tersusun dari rangkaian sayur-mayur dan buah.

Masyarakat Yogyakarta mempercayai jika berhasil mengambil hasil bumi yang disusun dalam gunungan maka mereka akan mendapatkan rezeki.

Di Yogyakarta, tradisi mengarak gunungan dilaksanakan setiap hari besar agama Islam. Pada saat Idul Fitri tradisi ini bernama Grebeg Syawal.

Baca juga: Kapan Idul Adha 2022? Ini Tanggalnya Menurut Pemerintah, PBNU, dan Muhammadiyah

4. Tradisi Gamelan Sekaten di Cirebon

Tradisi Gamelan Sekaten adalah perayaan khas Cirebon yang dipercaya merupakan dakwah dari penyebar Islam di tanah Cirebon bernama Sunan Gunung Jati.

Tradisi Gamelan Sekaten juga selalu dibunyikan setiap perayaan hari besar agama Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

Alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon, menjadi penanda bahwa umat Islam di Cirebon tengah merayakan hari kemenangan.

Rangkaian Gamelan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Daging Kambing Picu Darah Tinggi atau Hipertensi?

5. Tradisi Meugang di Aceh

Tradisi Meugang dirayakan oleh masyarakat Aceh ketika hari besar keagamaan Islam sebagai ungkapan rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu ini identik dengan makan bersama-sama menu daging sapi atau kerbau yang diolah dalam beraneka ragam masakan.

Sejarah tradisi Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh yang memotong hewan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Sampai saat ini, masyarakat Aceh tetap melestarikan tradisi Meugang untuk menyambut hari-hari besar umat Islam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi