KOMPAS.com - Hari raya Kurban atau Idul Adha dimeriahkan dengan sajian atau masakan berbahan daging kambing.
Olahan daging kambing cukup populer dimasak, mulai dari gulai, tongseng, sate kambing, dan lainnya.
Namun, tidak semua orang bisa mengonsumsi daging kambing, terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat darah tinggi atau hipertensi.
Sebab, daging kambing diyakini bisa memicu darah tinggi.
Meski begitu, jika memahami bagaimana cara mengolah daging kambing yang benar, ternyata bisa dikonsumsi bagi mereka yang hipertensi.
Baca juga: 5 Makanan Sumber Kolesterol Terburuk, Salah Satunya Daging Merah
Penjelasan ahli
Dilansir dari Kompas.com, (20/7/2021), daging kambing tidak sepenuhnya menjadi penyebab darah tinggi.
Penjelasan terkait hal itu dapat ditemukan dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda dan Mitos (2019) karya Umar Zein dan Emir El Newi.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa daging kambing tetap lebih baik daripada daging sapi maupun ayam, sehingga aman dikonsumsi bahkan oleh penderita hipertensi.
Cara aman mengonsumsi daging kambing
Sementara, dokter spesialis gizi klinik, dr. Johanes Chandrawinata, Sp.GK. mengatakan, daging kambing lebih menyehatkan untuk tubuh.
"Daging kambing memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi," kata Johanes, saat dihubungi Kompas.com, 17 Juli 2021.
Namun perlu diingat, daging yang dimaksud di sini adalah murni daging merah tanpa jeroan seperti usus, babat, atau otak.
Ia menjelaskan, mengonsumsi satu kilogram daging kambing tidak akan mendatangkan darah tinggi.
"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan seperti babat, otak, dan usus," tegasnya.
Sebagai informasi, dalam takaran 100 gram daging, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sementara lemak daging sapi 7,72 gram.
Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol daging sapi 80 miligram.
Baca juga: Daging Sapi vs Kambing, Mana yang Mengandung Kolesterol Lebih Tinggi?
Kurangi lemak dan kolesterol saat memasak daging
Selain memotong lemak, kulit, dan jeroan, ada beberapa cara lain untuk mengurangi lemak.
Menurut National Health Service United Kingdom, berikut tips-tipsnya:
- Panggang dagingnya, jangan digoreng. Sebagai gambaran, steak buntut panggang tanpa lemak mengandung sekitar setengah lemak steak buntut goreng dengan lemak.
- Jangan menambahkan lemak atau minyak ekstra saat memasak daging. Sebagai gantinya, cobalah memanggang daging di rak logam di atas loyang panggang agar lemaknya bisa keluar/jatuh.
- Gunakan daging dalam jumlah yang lebih sedikit. Supaya gizi seimbang, tambahkan lebih banyak porsi sayuran, kacang-kacangan dan makanan bertepung dalam bentuk hidangan seperti semur, kari, maupun sop.
Baca juga: Tips Menurunkan Kolesterol Usai Menyantap Daging Kurban Saat Idul Adha Menurut Dinkes Kota Bandung
Konsumsi daging kurban secara sehat dan aman
Makanan sehat tentu dimulai dengan cara memasak yang aman, sehingga menyiapkan dan memasak daging kurban dengan benar menjadi sangat penting.
Beberapa orang beranggapan, daging mesti dicuci sebelum dimasak.
Namun justru ini meningkatkan risiko keracunan makanan karena tetesan air memercik ke permukaan dan dapat mencemari daging dengan bakteri.
Untuk itulah, langkah terbaik adalah dengan tidak mencuci daging sama sekali.
Memasak daging dengan cara yang benar akan membunuh bakteri-bakteri berbahaya pada daging.
Jika daging tidak dimasak sepenuhnya, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan.
Selain itu, bakteri dan virus dapat ditemukan melalui daging tertentu. Artinya, Anda harus memasak jenis daging ini sampai habis.
Saat daging dimasak seluruhnya, sarinya akan jernih dan tidak ada daging merah muda atau merah yang tersisa di dalamnya.
Pada dasarnya, semua jenis daging sebaiknya harus dimasak sampai matang termasuk unggas.
Namun, Anda boleh memakan seluruh potongan daging sapi atau domba yang bagian dalamnya masih berwarna merah muda – atau istilahnya “rare”.
Syaratnya, selama bagian luarnya dimasak, karena bakteri apa pun pada umumnya berada di bagian luar daging.
(Sumber: Kompas.com/Artika Rachmi Farmita | Editor: Artika Rachmi Farmita)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.