KOMPAS.com - TikTok kembali menghadapi gugatan dari sejumlah orang tua di Amerika Serikat (AS) yang anaknya meninggal dunia akibat "Blackout Challenge".
Dikutip dari The Verge, (7/7/2022), gugatan tersebut menyebutkan tantangan itu mendorong pengguna mencekik diri menggunakan ikat pinggang, tali tas, atau benda serupa hingga pingsan.
Adapun, semua anak yang dilaporkan meninggal berusia di bawah 15 tahun.
Gugatan terbaru diajukan oleh orang tua dari Lalani Walton (8 tahun), dan Arriani Arroyo (9 tahun).
Selain mereka, lima korban lain yang dilaporkan meninggal sepanjang 2021, yakni di Italia (10 tahun), Colorado, AS (12 tahun), Australia (14 tahun), Oklahoma, AS (12 tahun), dan Pennsylvania, AS (10 tahun).
Lantas, apa itu "Blackout Challenge" yang viral di Tiktok?
Baca juga: TikTok Dituntut Gara-gara Tantangan Berbahaya Blackout Challenge
Apa itu "Blackout Challenge"?
Dilansir dari Women's Health, blackout challenge juga disebut choking challenge (tantangan tersedak) atau pass out challenge (tantangan pingsan).
Blackout challenge adalah sebuah tantangan di media sosial TikTok yang mendorong pengguna untuk menahan napas sampai pingsan karena kekurangan oksigen.
Tantangan ini telah ada setidaknya sejak 2008, tetapi kembali mencuat di media sosial TikTok pada 2021.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan, tren ini menyebabkan sekitar 82 kematian anak pada 2008.
Untuk itu, para ahli telah memperingatkan anak-anak muda untuk tidak mencoba tantangan sejenis ini.
Baca juga: Bahaya Blackout Challenge, Tantangan Tahan Nafas Ekstrem yang Viral di TikTok
Dampak blackout challenge
Seorang dokter dari Union Quay Medical Centre Cork, Nick Flynn, turut memperingatkan risiko blackout challenge, seperti hipoksia, kejang, kerusakan otak, dan kematian.
Saat mengikuti tantangan pingsan, mereka akan menghentikan gerak otot dada, yang berakibat pada terhentinya kerja dada.
Sehingga, oksigen tidak akan tersalurkan ke otak. Otak yang kekurangan oksigen pun akan membuat orang kehilangan kesadaran.
"Apa yang sebenarnya terjadi di otak adalah kekurangan oksigen, seperti ketika seseorang tenggelam, tersedak, atau mengalami serangan jantung," jelas Nick Flynn, dikutip dari Irish Examiner.
Otak yang kekurangan oksigen selama lebih dari 3 menit, menurut Flynn, bisa membuat seseorang mengalami kerusakan otak.
Sedangkan jika otak tak mendapat asupan oksigen lebih dari 5 menit, maka bisa berujung pada kematian.
Berkenaan dengan blackout challenge, CDC merilis sejumlah tanda seseorang tengah mencoba tantangan berbahaya ini, antara lain:
- Mata merah
- Tanda di leher
- Sakit kepala parah
- Merasa bingung setelah menghabiskan waktu sendirian
- Tali, selendang, atau ikat pinggang yang diikatkan pada perabot kamar tidur atau kenop pintu, atau ditemukan di lantai.
Melihat tanda-tanda di atas, CDC berharap dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya tren blackout challenge di kalangan orang tua, pendidik, dan tenaga kesehatan.
Baca juga: Jenis BBM dan LPG yang Naik, Bagaimana Pertalite, Pertamax, Solar, LPG 3 Kg?
Tanggapan TikTok
Sebagaimana melansir Newsweek, pasca-insiden mematikan pada 2021, TikTok mengutuk blackout challenge, dan mengatakan bahwa tantangan ini sudah lebih dulu ada dibanding platform didirikan.
Pihaknya juga mengatakan, tidak mengizinkan konten yang mendorong, mempromosikan, atau mengagungkan perilaku berbahaya yang dapat menyebabkan cedera di platform.
"Dan tim kami bekerja dengan rajin mengidentifikasi dan menghapus konten yang melanggar kebijakan kami," tutur TikTok.
"Kami akan terus memantau dengan cermat sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk menjaga keamanan komunitas kami," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.