Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Bangkrut, Warga Duduki Istana sampai Presiden Melarikan Diri

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/ERANGA JAYAWERDENA
Pengunjuk rasa menyerbu kediaman resmi Presiden Sri Lanka, di Colombo, Sri Lanka, Sabtu, 9 Juli 2022. Alasan kenapa Sri Lanka bisa krisis bermula pada 2019 ketika sektor pariwisata dihantam keras oleh serangan bom ekstremis di gereja dan hotel.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sri Lanka mengalami kebangkrutan karena krisis ekonomi terburuk sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Krisis ekonomi ini membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran minimnya bahan pangan, bahan bakar, dan obat-obatan di negara ini.

Imbasnya, ribuan penduduk pun berdemonstrasi dan menerobos Istana Kepresidenan, kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa di Colombo, pada Sabtu (9/7/2022).

Berikut sejumlah fakta kondisi terbaru Sri Lanka:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kenapa Sri Lanka Bisa Krisis dan Bangkrut sampai Warga Duduki Istana Presiden?

1. Warga duduki kediaman presiden

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, (10/7/2022), ribuan warga yang marah dan tidak puas menyerbu Istana Kepresidenan Sri Lanka pada Sabtu (9/7/2022).

Mereka berhasil mendobrak barikade dan memanjat gerbang tinggi dengan bantuan truk polisi yang dirampas.

Saat para pengunjuk rasa menyerbu ke depan, para petugas polisi dan tentara tetap menjaga kediaman presiden, tanpa berusaha menyingkirkan warga.

Warga terlihat menikmati fasilitas di kediaman presiden, dari berolahraga di gym, berenang dan bermain air di kolam renang, hingga melahap makanan di dapur presiden.

Beberapa orang juga bergiliran untuk duduk di tempat tidur dan sofa-sofa mewah milik Presiden Rajapaksa.

Adapun Presiden Rajapaksa, dilaporkan telah melarikan diri beberapa saat sebelum massa berhasil menerobos masuk Istana Kepresidenan.

Baca juga: Presiden Sri Lanka Kabur, Parlemen Belum Terima Surat Pengunduran Diri

2. Presiden dituntut mengundurkan diri

Dilansir dari India Times (9/7/2022), Presiden Gotabaya Rajapaksa akan mengundurkan diri pada 13 Juli 2022.

Hal tersebut diinformasikan oleh Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena pada Sabtu (9/7/2022) malam.

Rajapaksa memberi tahu keputusan ini, usai Abeywardena menuliskan permintaan pengunduran diri presiden setelah pertemuan para pemimpin partai yang diadakan pada Sabtu petang.

Adapun dalam rapat, para pemimpin partai telah menuntut pengunduran diri segera Presiden Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Tuntutan tersebut sekaligus memberi jalan bagi Abeywardena untuk menjabat sebagai presiden sementara, sampai parlemen menunjuk seorang pengganti.

Baca juga: Krisis Sri Lanka: Demonstran Berenang dan Menggelar Barbeque di Kediaman Presiden dan Perdana Menteri

3. PM mengundurkan diri

Tak lama dari tuntutan pemimpin partai dan demonstrasi di Istana Presiden, Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe menyatakan mundur dari jabatannya.

"Untuk menjamin kelangsungan pemerintahan, termasuk keselamatan seluruh warga negara, saya menerima rekomendasi terbaik dari para pemimpin partai hari ini, untuk membuka jalan bagi pemerintahan semua partai. Untuk memfasilitasi ini saya akan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri," tulis Wickremesinghe dalam akun Twitter pada Sabtu (9/7/2022).

Pengumuman ini dirayakan para pengunjuk rasa dengan bernyanyi di jalan dan menyalakan kembang api.

Pasalnya, pengunduran diri Wickremesinghe sekaligus rencana mundur dari Rajapaksa merupakan salah satu tuntutan mereka selama berbulan-bulan usai kegagalan pemerintah mengatasi keruntuhan ekonomi.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi pada Negara Bangkrut seperti Sri Lanka?

4. Rajapaksa kabur ke Maladewa

Presiden Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka pada Rabu (13/7/2022) pagi, sebagaimana diberitakan AP News.

Rajapaksa menyelinap di malam hari beberapa jam sebelum dia mengundurkan diri sebagai presiden di tengah krisis ekonomi negara yang memicu kekurangan makanan dan bahan bakar.

Dilansir dari Reuters, Rajapaksa bersama istri dan dua pengawal, meninggalkan bandara internasional di dekat ibu kota Colombo dengan sebuah pesawat Angkatan Udara.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan, Rajapaksa dan rombongan berada di Male, ibu kota Maladewa. Dan kemungkinan, dari Maladewa ia akan melanjutkan ke negara Asia lain.

Pelarian Gotabaya Rajapaksa ini sekaligus menjadi akhir dominasi kekuasaan klan Rajapaksa di politik Sri Lanka selama dua dekade.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi