Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Cacing Menumpuk di Babat Sapi, Ini Penjelasan Ahli BRIN

Baca di App
Lihat Foto
Tangkap layar TikTok @abrwt04
Video viral cacing parasit pada babat
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan babat sapi dipenuhi cacing kecil berwarna merah, viral di media sosial TikTok, Rabu (13/7/2022).

Dalam video itu, terlihat cacing-cacing yang memenuhi babat sapi tersebut tampak seperti cairan merah.

Setelah disiram air panas, cacing-cacing itu pun rontok dan mati.

Video selengkapnya dapat dilihat di sini: Video viral cacing menumpuk di babat sapi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tes Usia Mental Sedang Viral, Ini Link dan Cara Mainnya

Penjelasan ahli

Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kartika Dewi mengatakan, cacing yang ada pada babat sapi itu merupakan Pramphistomum.

"Itu Paramphistomum sp yang biasa menginfeksi hewan memamah biak," kata Kartika kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Video Viral Kereta Api Disebut Ditilang Polisi, Benarkah? Ini Kata KAI

Menurut Kartika, Paramphistomum adalah cacing pipih parasit yang tergolong dalam anak kelas Digenea, kelas Trematoda, Filum Platyhelminthes. 

Ia menjelaskan, cacing parasit itu bisa menginfeksi sapi dari tanaman yang ditempeli metaserkasia Paramphistomum yang bersifat infektif.

Menurutnya, siklus hidup cacing Paramphistomum ini tidak langsung, sehingga membutuhkan inang perantara.

"Jadi telur yang belum berembrio dikeluarkan bersama feses inang sejatinya (sapi), kemudian di lingkungan yang berair berkembang menjadi telur yang berembrio," jelas dia.

Selanjutnya, telur tersebut berkembang menjadi mirasidium (lava yang menetas). Lava tersebut kemudian mencari siput sebagai inang perantara.

Dari tubuh siput ini, mereka berenang keluar mencari daun dan menempel di sana, sehingga menjadi metaserkaria yang infektif.

"Jika sapi memakan daun tersebut maka sapi bisa terinfeksi Paramphistomum. Cacing tersebut berbahaya bagi hewan karena dapat memakan sari-sari makanan dan menyebabkan luka pada rumen (babat) sapi," ujarnya.

Baca juga: Viral, Cerita Penumpang KA Fajar Utama Sedih dan Kecewa Dapat Kelas Tak Sesuai Keinginan, Ini Kata KAI

 

Bisa menimbulkan kematian ternak

Pada infeksi berat, Kartika menyebut cacing tersebut dapat menimbulkan gastroentritis dan kematian, terutama pada ternak muda.

Kendati demikian, rumen atau babat yang terkontaminasi masih bisa dimakan dengan catatan harus dimasak matang.

Selain itu, cacing Paramphistomum yang ada pada rumen juga tidak pada fase infektif.

"Cacing itu kalau kena air mendidih juga akan mati. Jadi selama dimasak matang, aman untuk dikonsumsi," kata dia.

"Manusia bisa terinfeksi jika tidak sengaja memakan tanaman air yang terdapat metaserkaria yang bersifat infektif," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi