KOMPAS.com - Sebuah studi basis data nasional mengungkapkan, orang yang terinfeksi ulang virus corona Covid-19 memiliki lebih banyak risiko kesehatan.
Artinya, penyintas Covid-19 akan semakin mengalami penurunan kesehatan setiap dia kembali terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Kasus Infeksi Melonjak, WHO: Virus Corona Masih Menyebar di Seluruh Dunia
Infeksi ulang memperparah penyakit
Dilansir dari WebMD, Kamis (7/7/2022), informasi tersebut disampaikan karena para peneliti melihat efek kesehatan yang lebih buruk selama infeksi aktif atau gejala yang berlangsung selama 6 bulan.
Hal itu menunjukkan hubungan langsung antara infeksi ulang dan Covid-19 yang lama.
"Infeksi ulang menambah atau memberikan kontribusi risiko kesehatan tambahan. Ini tidak sepenuhnya jinak, dan orang harus berusaha menghindari infeksi ulang," kata penulis utama studi Ziyad Al-Aly, MD.
Menurut dia, risiko reinfeksi tetap ada, meski Anda sudah divaksinasi dua kali atau belum.
Dalam beberapa kasus, orang mungkin telah terinfeksi sebelumnya dengan strain Delta dan sekarang terpapar Omicron atau subvariannya, BA.5, yang mungkin lebih baik dalam menghindari keefektifan vaksin.
"Mungkin juga infeksi pertama melemahkan beberapa sistem organ dan membuat orang lebih rentan terhadap risiko kesehatan ketika mereka mendapatkan infeksi kedua atau ketiga," tambah Al-Aly yang juga merupakan ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington.
Baca juga: Kasus Pasien di Gunungkidul Meninggal karena Reinfeksi Covid-19, Dinkes Belum Tahu Penyebabnya
Reinfeksi berulang bikin tubuh melemah
Dalam studi, Al-Aly dan rekan-rekannya membandingkan 257.427 orang dengan infeksi pertama virus Covid-19 dengan sekelompok 38.926 orang yang sudah terinfeksi dua kali atau lebih.
Kemudian, mereka juga mengambil sample 5,4 juta orang yang tidak pernah terinfeksi.
Hasilnya telah dipublikasikan secara online 17 Juni sebagai studi pra-cetak, yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Informasi untuk penelitian ini berasal dari para veteran di database perawatan kesehatan Departemen Urusan Veteran.
Tiga ahli Covid-19 yang tidak terlibat dalam penelitian mengajukan beberapa peringatan, termasuk bagaimana studi tentang veteran (lansia) mungkin atau mungkin tidak berlaku untuk populasi umum.
"Ini adalah studi pertama yang mengkarakterisasi risiko infeksi ulang," kata Eric Topol, MD selaku wakil presiden eksekutif Penelitian Scripps dan pemimpin redaksi untuk Medscape.
Dia menunjukkan bahwa infeksi kedua, dibandingkan dengan yang pertama, dikaitkan dengan tingkat kematian dua kali lipat dari penyebab apa pun, serta dua kali risiko masalah jantung atau paru-paru.
"Jelas temuan ini mengkhawatirkan karena reinfeksi cukup jarang terjadi sebelum gelombang Omicron melanda, pada 1 persen atau kurang melalui gelombang varian Delta. Tapi sekarang reinfeksi menjadi jauh lebih umum," katanya.
Baca juga: Studi: Banyak Tambahkan Garam ke Makanan Tingkatkan Risiko Kematian
Golongan yang berisiko
Selain itu, studi juga mengatakan, risiko tambahan lebih mungkin terjadi di antara:
- Orang tua (lansia)
- Orang dengan gangguan kekebalan
- Orang-orang dengan kondisi medis lainnya
Asisten profesor epidemiologi dan profesor ilmu metrik kesehatan di University of Washington di Seattle, Mokdad Ph.D mengatakan, ketika seseorang terkena Covid-19, maka ia bisa mengalami kondisi kronis.
Ia menambahkan, namun pada reinfeksi akan mennyebabkan lebih banyak kerusakan fungsi tubuh.
"Itulah mengapa Anda mengharapkan beberapa orang akan lebih mungkin mengalami infeksi kedua yang lebih parah," kata Mokdad.
Hal terbaik yang harus dilakukan oleh masyarakat yakni jangan sampai terinfeksi Covid-19.
"Pergi dapatkan vaksin dan booster Anda, dan kenakan masker saat Anda berada di tempat yang ramai dan Anda tidak bisa menjaga jarak aman," lanjut dia.
Baca juga: Update Corona 8 Juli 2022: Kasus di Indonesia Kian Naik | Vaksin Booster Khusus Omicron
Melihat efek jangka panjang
Apakah infeksi ulang berkontribusi pada peningkatan risiko Covid-19 yang lama, saat ini belum diketahui.
Sebab, peneliti masih membandingkan orang yang memiliki satu, dua, tiga, atau lebih infeksi dengan kelompok yang tidak terinfeksi.
Di antara mereka dengan infeksi ulang, sekitar 13 persen memiliki dua infeksi, 0,76 persen memiliki tiga infeksi, dan 0,08 persen, atau 246, orang memiliki empat atau lebih infeksi.
Meski begitu, studi tersebut menjelaskan bagaimana reinfeksi Covid-19 memberikan konsekuensi serius bagi kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, mereka menekankan sebisa mungkin mencegah munculnya infeksi ulang Covid-19.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.