KOMPAS.com - Resesi adalah periode penurunan roda perekonomian yang ditandai dengan melemahnya produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut.
Dikutip dari Kompas.com, (21/3/2021), resesi ekonomi ditandai dengan kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.
Resesi ekonomi bisa juga diartikan sebagai pelambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi.
Sementara itu, The Balance mengartikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya dalam tiga bulan lebih
Sejumlah indikator yang bisa digunakan suatu negara dalam keadaan arti resesi, antara lain:
- Terjadi penurunan pada PDB
- Merosotnya pendapatan riil
- Menurunnya jumlah lapangan kerja hingga penjualan ritel.
- Terpuruknya industri manufaktur.
National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan secara umum resesi terjadi ketika negara masuk dalam periode jatuhnya aktivitas ekonomi, tersebar di seluruh sektor ekonomi, dan sudah berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, umumnya lebih dari 3 bulan
Lantas, apa dampak Resesi?
Baca juga: 15 Negara Berpotensi Resesi Termasuk Indonesia, Arti Resesi, Penyebab, dan Dampaknya
Dampak Resesi
Dampak resesi terhadap perekonomian sangat terasa dan efeknya bersifat domino pada kegiatan ekonomi.
Resesi Indonesia pernah terjadi pada 1998.
Sebagai gambaran, ketika investasi anjlok pada resesi, tentu akan berdampak langsung menghilangkan sejumlah lapangan pekerjaan.
Angka PHK naik signifikan. Produksi atas barang dan jasa merosot. Hal ini menurunkan PDB nasional.
Oleh karena itu, efek domino resesi perlu diantisipasi sebelum menyebar ke berbagai sektor, seperti macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau juga sebaliknya terjadi deflasi.
Lalu neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa.
Dalam kondisi riilnya, banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah. Lalu banyak bisnis terpaksa harus gulung tikar.
(Sumber: Kompas.com/Isna Rifka Sri Rahayu | Editor: Aprillia Ika, Muhammad Idris)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.