Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menghayati Hakikat Ideologi

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/MIGUEL MEDINA
Tim penyelamat membersihkan tempat kejadian setelah sebuah bangunan hancur sebagian akibat serangan rudal Rusia di sebuah bangunan perumahan empat lantai di Chasiv Yar, Distrik Bakhmut, Ukraina timur, pada 10 Juli 2022.
Editor: Sandro Gatra

JOHN Lennon begitu geram terhadap angkara murka antarnegara saling berperang sehingga menggubah lagu Imagine berandaikatamologi betapa indah kehidupan andai kata tidak ada negara di dunia ini.

Memang antarnegara saling berperang bahkan sesama warga bangsa menyelenggarakan perang saudara sekadar akibat perbedaan paham terhadap sesuatu tak benda yang disebut sebagai ideologi.

Pada hakikatnya, ideologi merupakan sebuah terminologi politik yang berasal dari bahasa asing yang di masa kini popular di seluruh pelosok planet bumi termasuk Indonesia.

Ideologi adalah suatu jenis filsafat atau pemikiran manusia di mana unsur- unsur praktikal setara dengan teoritikal dalam sistem gagasan-gagasan untuk menjelaskan hakikat das Sein mau pun das Sollen sebagai pedoman untuk ikhtiar mengubah kenyataan menjadi lebih baik.

Ideologi membentuk prinsip-prinsip operasional untuk menyelenggarakan sebuah negara dan bangsa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istilah ideologi pertama kali muncul di atas panggung politik pada masa Revolusi Perancis diperkenalkan oleh filosof Perancis, Destutt de Tracy sebagai terminologi untuk “ilmu tentang gagasan“.

Ideologi versi de Tracy berakar pada epistemologi John Locke dan Etienne Bonnot de Condillac yang menganggap segenap ilmu pengetahuan manusia pada hakikatnya adalah ilmu pengetahuan gagasan.

Namun dalam konsteks tujuan sebenarnya pemikiran De Tracy lebih dekat ke pemikiran Francis Bacon yang mengharapkan misi sains bukan hanya terbatas memperluas wawasan ilmu pengetahuan, namun juga memperbaiki kehidupan umat manusia di planet bumi.

Para sejarawan menyebut abad XIX sebagai abad ideologi karena memang pada masa itu pemikiran bersifat kenegaraan mulai membedakan demi melepaskan diri dari pemikiran sosial masa lalu.

Namun pemaknaan ideologi tetap merupakan upaya kontroversial yang berakar pada hakikat inti makna ideologi yang an sich multi kompleks serta perpetuum mobile tanpa henti terus menerus berkembang untuk berubah.

Secara lentur ideologi dapat didefinisikan sebagai teori pemikiran yang berorientasi pada upaya menerawang kemelut politik dengan menggunakan sistem gagasan.

Sementara secara lebih ketat ideologi masa kini dapat diidentifikasikan dengan lima karakteristika, yaitu keterkaitan manusia dengan lingkungan alam dan sosial, abstrak organisasi sosial dan politik, realisasi program sebagai perjuangan, menggalang komitmen rakyat, menggerakkan kaum intelektual dan budayawan untuk mendukung sosialisasi ideologi.

Berdasar lima karakteristika itu dapat disimpulkan bahwa ideologi seperti komunisme, sosialisme dan segenap jenisnya, fasisme, nazisme, nasionalisme, populisme, positifisme, liberalisme, konservatisme, demokrasi, totalitarianisme, globalisme, agrarianisme, komunisme, marhaenisme serta segenap jenis isme-isme bermunculan pada periode di mana keyakinan sekular mulai menggantikan peran utama keimanan agamawi di panggung politik dunia.

Pada hakikatnya nilai ideologi sama dengan pisau karena keduanya merupakan bukan tujuan, namun sekadar alat untuk mencapai tujuan yang positif-negatif, baik-buruk nilainya tergantung pada bagaimana manusia menggunakannya.

Seyogianya ideologi didayagunakan sebagai bukan tujuan, tetapi sekadar alat tentu saja bukan untuk menyengsarakan, namun justru menyejahterakan manusia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi