Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Anggaran Pemerintah untuk Subsidi BBM Setiap Mobil dan Motor?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, menyebut kenaikan Gas dan BBM akan menganggu pemulihan ekonomi Nasional
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk mobil dan motor di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan untuk saat ini subsidi tersebut sangatlah tinggi mengingat harga minyak dunia tengah melonjak.

Jika dengan harga BBM saat ini, maka setiap mobil akan mendapatkan subsidi BBM Rp 19,2 juta per tahun dan motor Rp 3,7 per tahun.

"Berdasarkan catatan kami, harga BBM seperti sekarang, subsidi mobil berpenumpang diperkirakan mencapai Rp 19,2 juta per mobil per tahun. Mobil itu ada subsidi yang diberikan," sebut Luhut dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/7/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Untuk sepeda motor diperkirakan Rp 3,7 juta per motor per tahun. Jadi Anda bayangin, kalau sekarang sepeda motor ada 136 juta, hitung saja berapa subsidinya itu," tambahnya.

Oleh sebab itu, pemerintah berupaya agar penyaluran BBM bersubsidi dapat tepat sasaran dan tidak membuat APBN jebol.

"Kita menghitung semua yang bisa kita kurangi itu sekarang sedang jalan, saya yakin bisa melakukan itu," ucap Luhut.

Baca juga: Perbandingan Harga Lama dan Baru Pertamax Turbo

Penggunaan kendaraan listrik

Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai salah satu cara untuk mengurangi konsumsi BBM jangka panjang.

"Oleh karena itu, kami sekarang sudah diminta presiden menghitung semua yang bisa kita kurangi dari penggunaan (subsidi) bensin itu, kita gunakan ke elektrik," ujarnya.

Lebih lanjut, pemerintah serius dalam menyediakan berbagai regulasi pendukung agar tercipta ekosistem kendaraan listrik.

Beberapa aspek yang didorong antara lain aspek teknis, insentif, hingga ke pembiayaan.

"Dalam dua tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan investasi dan produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang cukup signifikan, baik roda dua, roda empat atau lebih, beserta industri penunjang lainnya," kata Luhut.

Selain mendorong penggunaan kendaraan listrik, pemerintah juga telah mengatur pembatasan penerima BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran.

Baca juga: Daftar Lokasi Pendaftaran Langsung Subsidi Tepat MyPertamina

BBM bersubsidi dirasakan orang kaya

BBM bersubsidi seperti Solar dan Pertalite pada dasarnya ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah untuk meringankan beban hidup mereka.

Namun pada kenyataannya, Pertamina mengungkapkan jika 60 persen masyarakat yang menggunakan BBM bersubsidi justru berasal dari kalangan mampu atau kaya.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting mengatakan bahwa hanya 20 persen BBM bersubsidi yang digunakan oleh masyarakat miskin.

"60 persen masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan kaya ini mengonsumsi hampir 80 persen dari total konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan 40 persen masyarakat rentan dan miskin hanya mengonsumsi 20 persen dari total subsidi energi tersebut," kata Irto dikutip dari Pertamina, Jumat (1/72022).

Agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran, Pertamina telah berupaya menciptakan mekanisme baru penyaluran BBM bersubsidi.

Mekanisme baru tersebut meliputi pendataan pengguna BBM bersubsidi melalui pencocokan data berbasis digital.

"Tujuan pendataan ini tidak lain untuk melindungi masyarakat rentan dan memastikan subsidi energi tepat sasaran," tandas Irto.

Dalam mekanisme itu, pembeli Solar dan Pertalie harus menunjukkan kode QR yang sebelumnya sudah didaftarkan menggunakan identitas pembeli.

Uji coba mekanisme baru tersebut sudah mulai berlaku 1 Juli 2022 di mana Pertamina membuka pendaftaran melalui laman subsiditepat.mypertamina.id.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi