Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mengapa Sumur Air Zamzam Tidak Pernah Kering

Baca di App
Lihat Foto
AHSANMISTRY via TWITTER
Sumur air Zamzam.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sumur air Zamzam merupakan situs yang penting dan memiliki nilai historis yang tinggi bagi umat Islam.

Sumur yang terletak 21 meter di sebelah timur Kakbah, dekat halaman Masjidil Haram ini erat dengan sejarah Nabi Ibrahim AS.

Meski berasal dari zaman Nabi Ibrahim AS, sumur ini tidak pernah kering. Bagaimana bisa?

Profesor geologi dan sumber daya air di African Research Institute Abbas Sharaqi menjelaskan terkait hal ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengatakan, penyebab sumur air Zamzam tak pernah kering adalah karena sumurnya terhubung dengan air tanah terbarukan.

"Sehingga, air Zamzam tidak pernah mengering kecuali dalam kondisi tertentu, kata Sharaqi, dikutip dari Egypt Today, 16 Agustus 2018.

Lanjutnya, tidak adanya penipisan dalam geologi berarti air itu adalah air terbarukan. Air tanah bisa diperbarui, seperti yang ada di sumur Zamzam, atau tidak bisa diperbarui.

Dia menambahkan, "Mesir memiliki Gurun Barat, reservoir Batu Pasir Nubia yang terletak di oasis. Namun, itu tidak terbarukan. Itu tidak memperbarui dirinya sendiri selama bertahun-tahun".

"Air Zamzam adalah air terbarukan. Sumber airnya berasal dari hujan di Mekkah. Mekkah adalah daerah pegunungan dan salah satu lembahnya berisi lembah Ibrahim yang menampung sumur Zamzam di daerah dataran rendah," imbuh Sharaqi.

Baca juga: Mengapa Idul Adha Disebut Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji? Ini Sejarahnya

Ia pun menjelaskan, terdapat endapan sungai sepanjang 14 meter yang disebabkan oleh air hujan di pegunungan yang jatuh ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen.

Proses ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur Zamzam sepanjang 14 meter.

Di bagian paling bawah terdapat bebatuan yang mengumpul, sehingga membuat sumur tersebut memiliki kedalaman total 35 meter, sedimen 14 meter, dan batuan dalam 21 meter.

Dengan curah hujan dan proses penyimpanan, air Zamzam terus diperbarui.

"Air di sumur Zamzam digunakan sebagai air minum jemaah haji dan air itu tidak digunakan seperti, misalnya, untuk pertanian," terang Sharaqi.

"Sumur Zamzam telah digunakan selama 4.000 tahun, ini membuat kami berpikir bahwa jika tidak ada hujan di Arab Saudi, airnya akan habis. Namun, mengingat kondisi iklim yang stabil dan tidak berubah, sumur dapat terus berjalan apa adanya," katanya.

Baca juga: Jemaah Haji Furoda Bisa Berangkat Tanpa Antre, Berapa Biayanya?

Sejarah air Zamzam

Sumur air Zamzam berasal dari zaman Nabi Ibrahim AS dan terletak 21 meter di sebelah timur Kakbah, dekat halaman Masjidil Haram.

Dikisahkan bahwa sumur air Zamzam muncul secara tiba-tiba dengan mengeluarkan air ketika putra Nabi Ibrahim, yaitu Ismail kehausan dan menangis di padang pasir bersama ibunya, Hajar.

Hajar lalu mencari air untuk memuaskan dahaganya dan Ismail. Dia berlari tujuh kali bolak-balik di tengah gurun antara dua bukit Safa dan Marwa.

Kini, yang dilakukan Hajar itu diterapkan sebagai salah satu ritual haji.

Dokumen-dokumen sejarah menunjukkan bahwa kedatangan Ismail ke Mekkah pada tahun kelahirannya sekitar 1910 SM merupakan tahun munculnya air Zamzam.

Baca juga: Apa Itu Visa, yang Membuat 46 Calon Haji Dipulangkan ke Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi