KOMPAS.com - Secara bertahap, dunia kini telah mulai beralih dari pandemi menuju endemi Covid-19.
Ini terjadi setelah sebagian besar negara mengumumkan kesiapannya dalam hidup berdampingan dengan virus corona.
Kendati demikian, kasus infeksi Covid-19 masih terus dilaporkan.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Pelaku Perjalanan Domestik dan Pengunjung Mal Wajib Booster
Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Minggu (18/7/2022) adalah sebagai berikut:
- Kasus positif: 567.057.253
- Meninggal: 6.386.836
- Sembuh: 538.160.174
Sementara kasus aktif secara global mencapai 22.510.243 dengan rincian 22.471.257 dalam kondisi ringan dan 38.986 di antaranya kritis.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Update kasus Covid-19 di Indonesia
Di Indonesia, kenaikan kasus mulai terlihat dalam beberapa pekan terakhir.
Kenaikan kasus ini terjadi seiring ditemukannya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Bahkan, Indonesia pada Sabtu (16/7/2022) melaporkan 4.329 kasus baru, tertinggi sejak Maret 2022.
Dengan tambahan itu, total kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan mencapai 6.135.742 kasus dengan 156.845 kematian.
Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?
Sebagian besar kasus baru yang dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dengan 2.131 kasus, tertinggi sejak Maret 2022.
Dengan catatan angka kasus baru tersebut, positivity rate Covid-19 di Indonesia mencapai 9,09 persen.
Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus di suatu negara dianggap terkendali apabila angka positivity rate berada di bawah 5 persen.
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Pusat dan Daerah Tak Anggap Remeh Lonjakan Kasus Covid-19
Subvarian "Centaurus" menyebar di India dan Eropa
Subvarian Omicron yang menyebar dengan cepat di India telah terdeteksi di beberapa negara Eropa, dikutip dari Financial Times.
Varian tersebut disebut lebih baik daripada jenis virus corona lainnya dalam mengatasi kekebalan yang diberikan oleh infeksi dan vaksin sebelumnya.
Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, BA.2.75 yang dijuluki Centaurus kemungkinan telah bermutasi dengan cara yang dapat menghilangkan kekebalan utama.
Strain telah terdeteksi di sejumlah negara termasuk Jerman, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.
Baca juga: Ramai di Medsos, Bolehkah Mengambil Foto atau Video di Stasiun?
Otoritas kesehatan Belanda pada Rabu (13/7/2022) menjadi yang terbaru mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi strain tersebut.
Kendati demikian, hingga kini masih belum diketahui apakah variannya lebih parah, lebih menular, dan menghindari kekebalan.
"Setiap varian masa depan akan memiliki keunggulan ini jika harus bersaing dengan strain sebelumnya," kata dia.
Varian tersebut pertama kali diidentifikasi di India dan julukan Centaurus kemudian beredar di Twitter. Otoritas kesehatan global tidak terlibat dalam pemberian nama itu.
Baca juga: Cara Hapus Akun Twitter secara Permanen