Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Hujan di Musim Kemarau Sering Terjadi di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Anjana Menon
Hujan tak serta merta membuat sakit, namun suhu yang dingin air hujan bisa melemahkan sistem imun tubuh.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hujan lebat yang mengguyur beberapa wilayah di Indonesia baru-baru ini mengakibatkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Beberapa daerah di kawasan DKI Jakarta dan Jawa Barat mengalami bencana tersebut, salah satunya adalah Kabupaten Garut.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (16/7/2022), banjir dan longsor di Garut terjadi setelah hujan lebat mengguyur sejak Jumat (15/7/2022) sore hingga Sabtu (16/7/2022) pagi.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Saat Imlek Selalu Turun Hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibatnya, Sungai Cipeujeuh, Ciwalen, dan Cimaragas yang bermuara ke Sungai Cimanuk meluap hingga menggenangi pemukiman warga.

Hingga Sabtu (16/7/2022), banjir di Garut telah merendam 20 desa yang tersebar di delapan kecamatan.

Selain itu, hujan juga telah mengakibatkan tanah longsor di tujuh kecamatan di Garut.

Meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun hujan dapat turun dengan lebat hingga mengakibatkan bencana.

Baca juga: Analisis Faktor Penyebab Banjir Rob di Pantura Jateng

Lantas, kenapa hujan tetap terjadi di Indonesia pada saat musim kemarau?

Alasan mengapa hujan tetap turun saat musim kemarau

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat akan mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia.

Potensi hujan diperkirakan akan terjadi selama sepekan ke depan, yakni 16-23 Juli 2022.

Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, namun hujan masih sering terjadi.

BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat dan mengimbau beberapa wilayah Indonesia untuk waspada.

Baca juga: Analisis Faktor Penyebab Banjir Rob di Pantura Jateng

Penyebab hujan turun di musim kemarau

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan bahwa potensi hujan di musim kemarau dalam sepekan ke depan disebabkan oleh beragam fenomena atmosfer.

Di antaranya seperti fenomena La Nina, fenomena Dipole Mode, Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.

Fenomena-fenomena tersebut memicu dinamika cuaca yang berdampak turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Saat Imlek Selalu Turun Hujan

Salah satu fenomena yang terjadi pada Juli ini adalah fenomena La Nina yang diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.

"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," kata Guswanto dikutip dari Kompas.com, Sabtu (16/7/2022).

Selain La Nina, fenomena Dipole Mode yang terjadi di Samudra Hindia juga mengingkatkan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...

Sedangkan untuk fenomena MJO, gelombang Kelvin dan gelombang Roosby membuat peningkatan aktivitas konektif dan pembentukan awan hujan dalam skala regional.

"Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," terangnya.

Guswanto menuturkan akibat fenomena-fenomena tersebut membuat sebagian besar wilayah Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau berpotensi turun hujan.

Baca juga: Ramai soal Penyebab Cuaca Dingin yang Berlangsung hingga Agustus, Ini Penjelasan BMKG

Waspada bencana

BMKG mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan adanya potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi yang dimaksud seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.

Selain itu, Guswanto juga mewanti-wanti masyarakat agar waspada terhadap dampak kekeringan yang terjadi saat musim kemarau.

Baca juga: Bagaimana Solusi Hentikan Banjir Jakarta?

Oleh sebab itu, masyarakat dapat mempersiapkan cadangan air selama terjadi hujan pada musim kemarau.

Sehingga saat tidak terjadi hujan dalam waktu cukup lama di musim kemarau persediaan air masih mencukupi.

"Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama," pungkasnya.

Baca juga: Analisis BRIN soal Banjir Rob Semarang, Benarkah karena Fenomena Astronomis?

(Sumber: Kompas.com/ Ellyvon Pranita, Dian Erika Nugraheny | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi