Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Waspada Gelombang Sangat Tinggi hingga 6 Meter, Catat Wilayahnya

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/HERVIYAN PERDANA PUTRA
Sejumlah warga berjalan menghindari gelombang air laut di Pesisir pantai Utara, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekalongan menghimbau warga sekitar pesisir pantai Utara Pekalongan untuk waspada dengan adanya gelombang laut setinggi sekitar 1-3 meter dan dapat menyebabkan banjir rob.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 16-22 Juli 2022.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, gelombang tinggi diakibatkan pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara dominan bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda, perairan barat Sulawesi Barat, Teluk Tolo, Laut Jawa, dan Laut Sulawesi bagian Barat. Ditambah dengan pasang surut air laut," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (17/7/2022) siang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Cuaca Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia

Gelombang tinggi hingga 2,5 meter

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di sejumlah wailayah sebagai berikut:

Baca juga: Udara di Jawa Semakin Dingin, BMKG: Menuju Puncak Musim Kemarau

 

Gelombang tinggi hingga 4 meter

Kemudian, untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,50-4 meter berpeluang terjadi di:

  • Perairan utara P. Sabang
  • Perairan barat Aceh hingga Mentawai
  • Perairan Enggano - Bengkulu
  • Perairan barat Lampung
  • Selat Sunda bagian barat dan selatan
  • Perairan selatan Jawa hingga P. Sumba
  • Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bag. selatan
  • Selat Sumba bag. barat
  • Laut Sawu
  • Perairan Kupang - P. Rotte
  • Samudra Hindia selatan NTT
  • Laut Banda
  • Perairan selatan Kep. Tanimbar hingga Aru
  • Laut Arafuru.

Adapun, untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan NTB.

Baca juga: BMKG Beberkan Dugaan Awal Penyebab Abrasi Air Laut di Minahasa Selatan

Saran keselamatan dari BMKG

Guswanto mengimbau, masyarakat perlu mengetahui beberapa hal terkait dengan cuaca buruk yang berpotensi terjadi di darat.

Pertama, mengetahui potensi bencana yang terjadi di wilayahnya guna terhindar dari potensi bencana hidrometeorologi yag terjadi sewaktu-waktu.

"Tidak perlu takut namun tetap waspada dengan perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu dengan selalu mengupdate informasi cuaca dan iklim dari BMKG," katanya.

Selanjutnya, ketahui protokol evakuasi jika terjadi bencana hidrometeorologi.

Baca juga: BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi hingga 6 Meter, Ini Daftar Wilayahnya

 

Sementara itu, terkait dengan cuaca buruk di laut pihaknya mengimbau perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), dan kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).

Kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Penyebab Cuaca Dingin yang Berlangsung hingga Agustus, Ini Penjelasan BMKG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi