KOMPAS.com - Pesawat tempur T-50i Golden Eagle milik TNI AU jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Pesawat Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Madiun, yang diawaki satu penerbang tersebut mengalami kecelakaan saat melakukan latihan night tactical intercept pada Senin (18/7/2022) malam.
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Kapten Sus Yudha Pramono mengatakan, sebelum hilang kontak, pilot pesawat T-50i Golden Eagle, Lettu Pnb Allan Safitra Indera W dilaporkan sempat melakukan kontak dengan flight director, pada pukul 19.25 WIB.
Namun, setelah itu pesawat tidak dapat dikontak.
"Pesawat tail number TT-5009 take off dari Lanud Iswahjudi pukul 18.24 WIB untuk melakukan latihan terbang malam," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/7/2022).
Satu tim dari Lanud Iswahjudi, telah bergerak menuju lokasi jatuhnya pesawat tempur T-50i Golden Eagle.
Baca juga: Spesifikasi Fokker 27, Pesawat TNI AU Jembatan Udara Antarpulau di Wilayah Indonesia
Lantas, seperti apa gambaran soal pesawat tempur T-50i Golden Eagle?
Mengenal pesawat T-50i Golden Eagle
Dilansir dari Majalah Suara Angkasa Edisi April 2014, T-50i Golden Eagle ditenagai mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds.
Kecepatan maksimal pesawat T-50i Golden Eagle bisa mencapai 1,5 mach atau 1,5 kali kecepatan suara (1.600 kilometer per jam).
Dalam konfigurasi lengkap pada bobot maksimal 27.322 pounds (14 ton), T-50i Golden Eagle mampu dengan mudah menanjak hingga ketinggian maksimal 55.000 kaki (16,76 km) dari permukaan Bumi.
Baca juga: Perincian Terbaru Syarat Naik Pesawat Mulai 17 Juli 2022, Apa Saja?
Pesawat T-50i Golden Eagle dilengkapi peralatan tempur dan radar sehingga juga dapat menjalankan peran sebagai pesawat tempur yang ditempatkan di garis depan.
Jika dilihat sekilas, tampilan T-50i mirip dengan pesawat F-16. Bedanya, dua lubang masuk jet Golden Eagle T-50i berada di bawah sayap, bukan terletak di perut seperti F-16.
Kemiripan lainya, yakni keduanya sama memiliki bubble canopy, wing, dan fuselage yang saling menyatu serta beberapa kemiripan lainnya, sehingga sering disebut "Baby Falcon".
Baca juga: Spesifikasi dan Cerita dari Pesawat Tempur F-5 Tiger TNI AU, Sang Macan Penjaga Kedaulatan NKRI
T-50i Golden Eagle mampu semburkan 2.000 peluru per menit
Sebagai pesawat tempur, T-50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan dalam misi multirole.
T-50i Golden Eagle sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan untuk sasaran bawah dengan total kapasitas angkut persenjataan sekitar 5 ton.
Selain itu, Golden Eagle T 50i sudah dilengkapi dengan persenjataan untuk berbagai misi.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Jakarta Medan Garuda Indonesia, Lion Air hingga Citilink
Pesawat ini dilengkapi kanon gatling internal tiga laras General Dynamics 20 mm yang mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit.
Kanon ini ditempatkan di sisi kiri kokpit, tepat di leading edge extension pesawat.
Ada lima external station pada bagian under fuselage, dan under wing, serta dua missile launcher rail pada wing tip untuk membawa semua jenis bom, rudal, ataupun roket.
Baca juga: Spesifikasi Pesawat Tempur Hawk 200 TNI AU: Radar hingga Persenjataan
T-50i Golden Eagle pesawat tempur generasi keempat
Golden Eagle T-50i memiliki panjang 43 kaki (13,106 meter) serta lebar sayap 31 kaki (9,448 meter), dan tinggi 16 kaki (4,87 meter).
T-50i dilengkapi radar udara sehingga mampu mengubah misi, dari jet latih, langsung menjadi misi semua operasi, yakni menyerang dari udara ke udara, atau dari udara ke darat, baik siang maupun malam hari, dalam segala kondisi cuaca.
Di kalangan penerbangan tempur, T-50i Golden Eagle sekelas dengan kompetitor utamanya, Yakovlev Yak-130 Mitten (Rusia), Aermacchi M-346 (Italia), atau L-159 buatan Ceko.
Baca juga: Berapa Gaji Pilot TNI AU?
Dalam urusan teknologi yang diusung, pesawat T-50i Golden Eagle yang merupakan produk bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat (Locheed Martin), masuk dalam varian
generasi keempat (modern).
Desain pesawat generasi keempat sangat dipengaruhi dari beberapa fitur yang menyertainya, yaitu meliputi kemampuan manuver yang jauh lebih baik karena stabilitas statis yang rendah.
Selain itu, juga kecanggihan dalam komputer digital dan teknik integrasi sistem serta upgrade sistem radar seperti AESA (actively electronic scanned array), digital avionics buses dan IRST (Infra Red Search & Tracking).
Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur F-15 yang Berpotensi Dijual AS ke Indonesia: Sistem Radar hingga Senjatanya
Pesawat T50-i Golden Eagle pernah jatuh pada 2015
Dilansir Antara, 20 Desember 2015, pesawat T50i Golden Eagle juga pernah mengalami insiden.
Ketika itu, pesawat milik TNI AU tersebut jatuh saat melakukan atraksi dalam Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto, Minggu 20 Desember 2015.
Perhelatan Gebyar Dirgantara yang telah digelar sejak satu hari sebelum kejadian, juga langsung dihentikan.
Akibat kecelakaan tersebut, dua orang pilot meninggal dunia, yakni Letkol Pnb Marda Sarjono dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi.
Baca juga: Sejarah Lahirnya TNI AU 9 April 1946
Saat itu, pihak TNI AU menyatakan pesawat jatuh setelah sebelumnya melaksanakan manuver low pass atau terbang rendah di atas ribuan pengunjung.
Adapun, T-50i Golden Eagle yang jatuh saat beratraksi dalam Gebyar Dirgantara 2015 di Lapangan Udara Adisutjipto Yogyakarta itu, dibeli pada 2013.
"Pesawat ini bikinan Korea Selatan yang datang ke Indonesia 2013. Pesawat ini relatif baru," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara saat itu, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto.
Ia menjelaskan, pesawat tempur latih itu adalah pabrikan Korean Aero Industries (KAI) Korea Selatan yang memperkuat Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun.
Kala itu, Kementerian Pertahanan membeli satu Skuadron tersebut dari KAI untuk TNI AU dan ditempatkan di Madiun.
Baca juga: Perbandingan Spesifikasi Jet Tempur F-15EX dan Dassault Rafale, Canggih Mana?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.