Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Ontran-ontran soal Entropi

Baca di App
Lihat Foto
istimewa
Buku Prof. Arieh Ben-Naim berjudul Entropy. The Greatest Blunder ever in The History of Science.
Editor: Sandro Gatra

DI KHASANAH agama kita sudah terbiasa dengan pelecehan yang dilakukan oleh umat agama A terhadap agama B. Sehingga terjadi perang agama.

Pelecehan juga dilakukan secara internal antara sekte B agama A terhadap sekte C agama yang sebenarnya sama saja dengan A. Sehingga terjadi konflik antarsekte.

Ternyata tradisi saling melecehkan juga terjadi di bidang yang lazimnya diseberangkan dari agama, yaitu apa yang disebut sebagai sains. Misalnya pelecehan terhadap apa yang disebut sebagai entropi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah entropi bermakna keseimbangan termodinamis, terutama mengenai perubahan energi yang hukumnya disebut hukum termodinamika kedua yang menyatakan bahwa semua energi hanya dapat berpindah dari tempat yang mengandung banyak energi ke tempat yang kurang mengandung energi.

Sayang KBBI tidak menjelaskan apa makna termodinamis maupun apakah jika ada hukum termodinamika kedua berarti ada yang pertama atau ketiga dan seterusnya sampai tak terhingga atau tidak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oxford Dictionary lebih lincah loncat ke sana ke mari dengan memaknakan entropy bertabur kontradiksi mulai dari sebagai sesuatu yang uncountable berarti mustahil bisa dihitung sampai keyakinan bahwa a complete lack of order tetapi paradoksnya di teknologi sebagai a way of measuring the lack of order that exists in a system, sementara di ranah fisika dengan simbol S bermakna makin membingungkan:

a measurement of the energy that is present in a system or process but is not available
to do work.

Saya sengaja menghindari tafsir kamus-kamus lainnya agar tidak makin terjerat ke dalam suasana kebingungan makin bingung.

Konon hukum entropi merupakan satu di antara hukum yang paling bertahan lama di bidang fisika. Hukum entropi bahkan tidak bisa dieliminir oleh dua revolusi paling drastis dalam ilmu fisika.

Namun Prof. Arieh Ben-Naim sebagai guru besar kimia-fisika Hebrew University of Jerusalem kejam melakukan pelecehan dengan menulis buku berjudul Entropy dilengkapi sub-judul The Greatest Blunder ever in The History of Science.

Menurut Prof. Arieh, yang layak dilecehkan sebagai berdosa sebenarnya bukan sang istilah, namun manusia yang salah menafsirkan sambil kemudian salah mengejawantahkan sang istilah menjadi kenyataan sehingga menjadi blunder paling akbar sepanjang sejarah sains.

Makin parah bahwa kekeliruan itu malah dibenarkan atau minimal tidak dibantah oleh para saintis maupun para bukan saintis baik yang merasa paham mau pun yang merasa gagal paham seperti saya.

Menurut tafsir saya yang dijamin pasti keliru: blunder tafsir terhadap entropi disebabkan oleh kesalah-pengertian yang mendalam, mendasar serta mengakar pada prinsip konsep atau konsep prinsip entropi itu sendiri.

Ignoransi yang toleran terhadap pemaknaan sesat entropi telah sukses menyesatkan para saintis apalagi para bukan saintis untuk mengasosiasikan entropi dengan ketidak-tahuan maka melecehkan “The Second Law of Thermodynamics” sebagai “Law of Spreading Ignorance”.

Maka mohon dimaafkan bahwa melalui jalur mungkinomologi saya sedang mulai mempelajari kemungkinan melakukan penelitian ignoransimologi demi berupaya lebih memahami apa sebenarnya makna yang disebut sebagai ignoransi itu sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi