Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Naik Lagi, Ini Gejala Omicron Centaurus yang Harus Diwaspadai

Baca di App
Lihat Foto
wir_sind_klein/PIXABAY
ilustrasi Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali mengalami kenaikan.  Pada Rabu (20/7/2022) Indonesia melaporkan 5.653 kasus Covid-19 baru.

Jumlah tersebut naik signifikan dari kasus harian pada Senin (18/7/2022) yang mencatatkan 3.393 kasus baru dan Selasa (19/7/2022) dengan 5.085 kasus baru.

Catatan kasus harian pada Rabu (20/7/2022) merupakan yang tertinggi sejak 24 Maret 2022.

Baca juga: UPDATE Corona 21 Juli: Indonesia Lagi-lagi Catatkan Kasus Tertinggi dalam 4 Bulan Terakhir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada akhir Juni 2022 memprediksi bahwa puncak gelombang subvaran Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada pertengahan Juli 2022.

Meskipun begitu, ia menyebut jika puncak gelombang tersebut tidak akan setinggi kasus yang diakibatkan varian sebelumnya.

"Kalau Omicron mungkin butuh satu sampai satu setengah bulan untuk sampai ke puncak, ini (BA.4 dan B.5) kurang dari satu bulan," ujar Budi dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/6/2022).

"Jadi sudah sampai puncak, turun lagi. Itu sebabnya kenapa saya bilang minggu kedua minggu ketiga Juli-lah puncaknya kita lihat angkanya di mana," lanjutnya.

Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Apakah Omicron Centaurus Lebih Berbahaya?

 

Varian Omicron Centaurus masuk Indonesia

Di tengah kenaikan kasus harian Covid-19 di Indonesia, terdapat subvarian Omicron terbaru yang terdeteksi masuk ke Indonesia.

Varian tersebut adalah subvarian Omicron BA.2.75 atau sering disebut dengan Omicron Centaurus.

Budi menyebutkan bahwa pemerintah telah melakukan pantauan pada Omicron Centaurus yang telah tersebar ke 15 negara.

"Ini juga sudah masuk di Indonesia, satu ada di Bali karena kedatangan luar negeri, dua ada di Jakarta. Ya kemungkinan besar transmisi lokal sedang kita cari sumbernya dari mana,” ungkap Budi dikutip dari Sekretariat Kabinet RI, Senin (18/7/2022).

Baca juga: Dinamika Covid-19 di Indonesia: Kasus Harian Tembus 5.000, Muncul Subvarian BA.2.75 Centaurus

Gejala Omicron Centaurus

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan bahwa tiga orang yang terinfeksi Omicron Centaurus di Indonesia tidak menderita gejala berat.

"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat," kata Dante dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/7/2022).

Menurut keterangan para ahli, gejala infeksi dari Omicron Centaurus mirip dengan varian Omicron.

Berikut adalah gejala dari subvarian Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus:

  • Kehilangan penciuman (anosmia)
    Kehilangan rasa (ageusia)
    Muntah
    Diare
    Suhu tinggi atau demam
    Batuk baru yang terus menerus
    Sesak napas
    Merasa lelah
    Badan Nyeri
    Sakit kepala
    Hidung tersumbat atau berair
    Kehilangan selera makan.

Omicron Centaurus memiliki tingkat penularan yang relatif cepat, meskipun tingkat keparahannya lebih ringan dari varian Delta.

Dante menyebut jika masyarakat tidak perlu khawatir dengan Omicron Centaurus, hal tersebut dikarenakan Kemenkes sudah mendeteksi virus tersebut di Indonesia.

"Jadi jangan khawatir soal BA.2.75, karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2," ucap Dante.

Nah itulah sejumlah gejala virus corona Covid-19 Omicron Centaurus yang sudah dilaporkan masuk ke Indonesia. Waspadi sejumlah gejalanya. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Fakta Seputar Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi