Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

"Citayam Fashion Week" dan Demokratisasi Eksistensi Bergaya Busana

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI
Fenomena Citayam Fashion Week remaja SCBD di Dukuh Atas, Jakarta. Terlihat seorang remaja melenggok di atas zebra cross bak model di kawasan Dukuh Atas, Sabtu (23/7/2022).
Editor: Egidius Patnistik

KOMPAS.com pada 23 Juli 2022 memberitakan, pesona "Citayam Fashion Week" di Dukuh Atas, Jakarta Pusat bukan kunjung pudar tetapi justru semakin meriah. Dimulai dari remaja yang berasal dari daerah penyangga Jakarta seperti Citayam, Bojonggede, dan Depok, kini berbagai kalangan masyarakat berbondong-bondong meramaikan Citayam Fashion Week, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Awalnya Citayam Fashion Week dimulai dari sekelompok remaja tanggung yang menghabiskan waktunya nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman. Aktivitas nongkrong itu dibalut dengan adu gaya berpakaian nyentrik yang didokumentasikan untuk diviralkan di media sosial. Bahkan ibu-ibu dan emak-emak tak mau ketinggalan ikut catwalking di Citayam Fashion Week.

Baca juga: Citayam Fashion Week Direbut Banyak Pesohor, Netizen: Maling!

Setelah viral, fenomena Citayam Fashion Week tak lagi hanya sekadar soal eksistensi bergaya. Kini, sebagian remaja di sana mulai melihatnya sebagai peluang mendulang cuan. Konon beberapa pihak sedang berebut mematenkan nama Citayam Fashion Week ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenhukham).

Sama halnya dengan semua hal bersifat baru, tentu saja Citayam Fashion Week tidak lepas dari pro dan kontra publik. Namun menurut pendapat saya yang tentu saja subyektif, Citayam Fashion week yang kini sudah keluar dari Jakarta untuk merambah ke Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan lain-lain kota besar Ibdonesia merupakan ungkapan kreatifitas anak muda zaman now yang bukan hanya layak dihargai tetapi juga hukumnya wajib difasilitasi serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara kebudayaan, Citayam Fashion Week sangat potensial berkembang menjadi gerakan demokrasi eksitensi bergaya busana yang memberi kesempatan bagi siapapun juga untuk berkarsa dan berkarya dalam industri busana sambil juga lukratif menjadi konten media sosial (medsos).

Citayam Fashion Week mendobrak benteng monopoli industri adibusana yang sementara ini mutlak dikuasai para pemodal besar sambil juga membuka kesempatan bagi siapapun untuk menjadi perancang busana maupun peraga busana.

Sama sekali bukan mustahil bahwa Citayam Fashion Week juga potensial menjadi destinasi pariwisata kebanggaan Indonesia seperti halnya semarak Karnaval di Rio De Jainero, pesona Fashion Week di kawasan pedestrian Paris, heboh Fasching di Koeln, gemilang Rastro Fashion Festival di Madrid atau gemerlap World Cosplay Summit di Tokyo.

Pendek kata Citayam Fashion Week memang kerennnnnnn!

Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi