Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Akan Ada Vaksinasi Dosis Keempat? Ini Penjelasan Kemenkes

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Ilustrasi vaksin booster.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Belakangan beredar informasi yang menyebutkan Pemerintah sedang merencanakan pengadaan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.

Informasi itu menyebar lantaran kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia saat ini masih mengalami kenaikan.

Lalu, benarkah pemerintah saat ini sedang merencanakan mengadakan vaksinasi booster kedua?

Baca juga: Vaksin Dosis Keempat Mulai Dipertimbangkan, Sampai Kapan Harus Terus Suntik Vaksin Booster?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Kemenkes

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengklarifikasi, saat ini pemerintah belum merencanakan adanya vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.

"Untuk koreksi dan konfirmasi, saat ini pemerintah kita masih memprioritaskan vaksin booster pertama atau vaksin ketiga," ujar Syahril, saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/7/2022).

"Jadi belum ada rencana untuk vaksin keempat atau booster kedua, karena kita meningkatkan cakupan 25,6 persen itu menjadi 50 persen targetnya," lanjut dia.

Menurutnya, pemerintah saat ini masih berfokus untuk memenuhi target vaksin booster atau vaksin ketiga menjadi 50 persen terlebih dulu.

Terkait kabar vaksinasi booster kedua, Syahril mengatakan hal itu hanya usulan atau masukan dari beberapa pihak seperti tenaga kesehatan.

Ia menambahkan, pihaknya saat ini masih menampung usulan tersebut, dan belum langsung merealisasikan usulan tersebut.

"Masih ditampung, karena harus dibahas dengan ITAGI, dari kelompok ITAGI ini yang nantinya memberikan masukan kepada pemerintah untuk diusulkan menjadi program," ujar Syahril.

Jika ITAGI sudah memberikan masukan, maka Kemenkes harus mendapatkan vaksin untuk vaksinasi booster kedua yang sudah direkomendasi oleh BPOM, untuk dapat dipakai sebagai vaksin keempat.

"Jadi masih dalam proses yang panjang, untuk itu kita saat ini fokus untuk meningkatkan cakupan vaksin booster atau vaksin ketiga dulu," lanjut dia.

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Masih Dikaji Perlu atau Tidak

Kesulitan peserta vaksinasi booster

Lantaran masih mengejar target vaksinasi booster 50 persen, Syahril mengakui bahwa pemerintah kesulitan mencari masyarakat yang mendaftarkan diri untuk vaksin booster.

Menurut dia, kendala pemerintah cukup beragam.

"Booster ini belum capai target 50 persen karena banyak faktor, salah satunya adalah menurunnya atau keengganan masyarakat melakukan booster terutama setelah Lebaran Idul Fitri," ujar Syahril.

Ia mengatakan, keengganan itulah yang menyebabkan vaksinasi tidak secepat sebelum mudik Lebaran.

Padahal, jika seseorang belum menerima vaksin booster maka lebih berisiko terjadi turunnya kekebalan untuk mencegah pasien mengalami gejala lebih berat.

Baca juga: Mulai Dipertimbangkan, Vaksinasi Covid-19 Booster Dosis Keempat

Oleh karena itu, Syahril mengimbau kepada masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster di layanan kesehatan terdekat.

"Vaksin booster juga memberikan imunitas atau kekebalan tubuh agar masyarakat yang divaksin itu mempunyai imunitas yang tinggi agar gejala Covid-19 tidak terlalu berat," lanjut dia.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan penerima vaksin booster dengan bekerja sama atau menggerakan stakeholder, seperti TNI/Polri, Satgas, pihak swasta dan media agar meningkatkan kembali sentra vaksinasi.

Selain itu, mendorong sejumlah tempat umum dan syarat perjalanan untuk menerapkan vaksin booster untuk syarat masuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi