Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Kelompok yang Rentan Terinfeksi Cacar Monyet?

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS via BBC INDONESIA
Telapak tangan pasien yang mengalami gejala karena cacar monyet.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global pada Sabtu (23/7/2022).

Penetapan tersebut lantaran tingginya kasus infeksi cacar monyet di sejumlah negara.

Dilansir dari BBC, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mencatat, lebih dari 16.000 kasus cacar monyet terindikasi di 75 negara di dunia.

Lantas siapa saja kelompok yang rentan terinfeksi cacar monyet?

Baca juga: Dinyatakan Menjadi Darurat Kesehatan Global, Ini Daftar Negara yang Melaporkan Kasus Cacar Monyet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok paling rentan

Epidemiolog asal Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, kelompok yang paling berisiko terinfeksi cacar monyet adalah pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.

"Pada saat ini kelompok yang berisiko itu memang ada di kelompok kalangan penyuka sejenis atau MSM, male seks with male," ungkap Dicky, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com (24/7/2022).

Hal serupa juga terjadi di Inggris. Negara itu mencatat sebagian besar kasus cacar monyet terjadi pada pria gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria lain.

Kendati demikian, Dicky menegaskan bahwa penyakit cacar monyet tidak hanya menyerang kelompok tertentu.

"Ini bukan berarti bahwa ini bukan penyakit yang hanya ada di kelompok gay itu saja," tuturnya.

"Tapi ini juga bisa berpotensi penularan pada populasi umum yang juga terjadi waktu di Afrika sendiri," tambah dia.

Baca juga: WHO Bagi 4 Kelompok Negara Risiko Penularan Cacar Monyet

Bisa menginfeksi siapa saja

Untuk saat ini kluster terbesar kasus cacar monyet mayoritas ditemukan pada pria gay dan biseksual.

Kendati demikian, bukan berarti bahwa penyakit ini tidak bisa menginfeksi kelompok lainnya.

Menurut Dicky, kelompok yang berisiko tinggi adalah mereka yang memiliki perilaku keintiman tinggi, terutama melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan, tanpa perlindungan, dan dengan orang asing.

"Ini bukan hanya pada kelompok laki-lakinya saja. Tapi juga pada kelompok laki-laki dan perempuan," kata Dicky.

"Di wilayah Barat pada anak pun sudah ada terdeteksi. Pada wanita juga ada," jelasnya.

Artinya, kata Dicky, semua bisa berisiko terkena cacar monyet.

Dikutip dari laman Reuters (30/6/2022), WHO pernah mengungkapkan bahwa penyakit cacar monyet mulai berpindah ke kelompok yang berisiko tinggi.

Mereka di antaranya, wanita hamil, orang dengan gangguan kekebalan, dan anak-anak.

Bahkan melalui laman gov.uk, otoritas di Inggris pada 19 Juli 2022 telah menyarankan agar mereka yang terinfeksi cacar monyet menghindari kontak dekat dengan kelompok tersebut.

Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Penularan cacar monyet

Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia di Afrika Barat dan Tengah sekitar 1970-an

Virus ini menginfeksi manusia ketika mereka memiliki kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.

Disadur dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), virus monkeypox masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit yang terluka atau terbuka, saluran pernapasan, dan selaput lendir baik mata, hidung, atau mulut.

Namun, penularan pada manusia umumnya terjadi melalui kontak erat dengan droplet, cairan tubuh, atau lesi orang yang terinfeksi.

Selain itu, penularan cacar monyet antarmanusia juga dapat melalui kontak tak langsung dengan benda yang telah terkontaminasi virus monkeypox.

Adapun masa inkubasi cacar monyet ini biasanya berlangsung selama 6-13 hari. Namun, ada pula yang berlangsung 5-21 hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi