Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dingin" Trending di Twitter, Apa Penyebab Suhu Dingin Akhir-akhir Ini?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi suhu rendah, suhu dingin, gelombang dingin.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Suhu dingin akhir-akhir ini mendera di sejumlah wilayah Indonesia.

Bahkan, tak sedikit warganet yang mencuitkan dinginnya cuaca di akun Twitter pribadinya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Selasa (26/7/2022) pukul 08.00 WIB, setidaknya ada lebih dari 29.000 twit yang menyebutkan kata "Dingin".

Twit tersebut antara lain mengeluhkan dan mempertanyakan penyebab terjadinya suhu dingin di beberapa wilayah Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Beberapa hari ini dingin banget ga si," tulis warganet ini pada Selasa pagi.

"Kenapa dunia ini dri kmren dingin bgt yak," tulis warganet lain yang menanyakan penyebab suhu dingin, Selasa pagi.

Lantas, mengapa akhir-akhir ini suhu terasa dingin?

Baca juga: Suhu Dingin Landa Sejumlah Wilayah Indonesia, Ini Sebabnya Menurut BMKG

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menjelaskan, penyebab suhu dingin yang terjadi akhir-akhir ini.

Menurutnya, suhu udara dingin adalah fenomena yang umum terjadi pada masa musim kemarau, mulai Juli hingga September.

Adapun saat ini, beberapa wilayah Indonesia, mulai dari Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah bergerak menuju puncak musim kemarau pada Agustus mendatang.

"Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia," ujar Miming, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/7/2022).

Pada Juli hingga Agustus, imbuh dia, wilayah Australia tengah berada dalam periode musim dingin.

Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Negeri Kanguru tersebut menyebabkan terjadinya pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia.

Pergerakan ini dikenal dengan istilah Monsun Australia. Miming menerangkan, angin Monsun Australia bertiup menuju belahan bumi utara dan melewati wilayah Indonesia.

"Kondisi ini turut memicu suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terasa lebih dingin terutama pada malam hari," lanjut dia.

Baca juga: BMKG Catat Suhu Terdingin Wilayah Indonesia Capai 14,2 Derajat Celcius

Tingkat perawanan turut memengaruhi

Bukan hanya Monsun Australia, suhu dingin di sejumlah wilayah Indonesia juga dipengaruhi oleh tingkat perawanan.

Miming mengatakan, berkurangnya tingkat perawanan di sekitar Jawa hingga Nusa Tenggara memicu kondisi suhu lebih dingin terutama di malam hari.

Pasalnya, kondisi angit cerah tanpa awan atau clear sky di malam hari menyebabkan radiasi yang dilepaskan ke atmosfer oleh bumi menjadi maksimal.

"Sehingga kondisi suhu di permukaan bumi akan terasa lebih dingin," jelas Miming.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Cuaca Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia

Fenomena biasa

Menurut Miming, suhu dingin yang terasa akhir-akhir ini adalah fenomena biasa yang terjadi setiap tahun.

Bahkan, suhu dingin ini dapat memicu beberapa wilayah dataran tinggi dan pegunungan seperti Dieng, terjadi embun es atau embun upas.

Di sisi lain, suhu dingin barulah dikatakan ekstrem apabila mencapai 3 derajat lebih rendah dari rata-rata suhu normalnya.

"Karena setiap daerah memiliki nilai normal yang berbeda, maka ambang batas ekstrem setiap daerah juga berbeda-beda," tutur Miming.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi