Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Brigadir J, Otopsi Ulang Hari Ini hingga Pemeriksaan Ajudan Irjen Sambo

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Peserta aksi dari Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK) mengangkat poster saat aksi seribu lilin dan doa bersama untuk Alm Brigadir Yosua Hutabarat di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (22/7/2022). Dalam aksi tersebut peserta aksi juga meminta agar penangangan kasus kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat di kediaman Irjen Pol Ferdy Sambo dilakukan secara transparan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Pengusutan kasus dugaan polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J masih terus dilakukan.

Hari ini, Rabu (27/7/2022), jenazah Brigadir J akan dilakukan otopsi ulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Bahar.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, (27/7/2022), proses otopsi jenazah Brigadir J melibatkan 10 dokter forensik yang terdiri dari 3 internal Polri, serta 7 dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.

Menurut salah satu dokter forensik yang terlibat, Baety Adhyati, proses otopsi akan berlangsung sekitar 3-4 jam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasalnya, jenazah Brigadir J sudah diformalin, sehingga harus dilakukan pembersihan terlebih dahulu.

Berikut perkembangan kasus Brigadir J yang tewas di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu:

Baca juga: Link Live Streaming Otopsi Ulang Brigadir J dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

1. Bagian tubuh yang akan diperiksa

Pengacara keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan, mengatakan, ada permintaan khusus dari keluarga dalam proses otopsi ulang itu.

Menurutnya, keluarga meminta gigi dan tenggorokan Brigadir J turut diperiksa.

Hal ini lantaran kecurigaan bahwa ada sesuatu dimasukkan ke tubuh Brigadir J yang merusak tenggorokan.

Sementara itu, bagian tubuh lain yang mengalami luka juga turut diperiksa, antara lain mata, bibir, hidung, dan belakang telinga.

Kemudian, bahu sebelah kanan, leher, ketiak, perut, dan tangan Brigadir J untuk mengetahui secara pasti penyebab lukanya.

Baca juga: Perkembangan Kasus Brigadir J, Kekasih Diperiksa hingga Isi Percakapan di WA

2. Dugaan ditembak dari jarak berbeda

Berdasarkan hasil pendalaman luka di tubuh jenazah, Komnas HAM menduga Brigadir J ditembak dari jarak yang berbeda-beda.

Meski demikian, umumnya tembakan dilayangkan dari jarak yang tak terlalu jauh.

"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda-beda. Itu hasil pendalaman kami," terang Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam, dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Menurut Anam, luka tembak di jenazah Brigadir J terdiri dari luka peluru masuk dan luka peluru keluar.

Namun, ia belum merinci berapa jumlah luka tembak tersebut.

"Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh. Sehingga jumlahnya berbeda," ujar Choirul.

Baca juga: Persiapan Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J dan Organ-organ yang Akan Diperiksa

3. Selidiki senjata api

Komnas HAM berencana memanggil tim laboratorium forensik (labfor) untuk menganalisis kemungkinan senjata api yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

Adapun sebelumnya, muncul dugaan Brigadir J tewas usai tertembak pistol Glock-17. Senjata api ini, umumnya hanya digunakan untuk aparat berpangkat jenderal.

"(Terkait) senjata, karakter senjata, bubuk dan sebagainya, kami akan panggil labfor," kata Choirul.

4. Ajudan Irjen Sambo diperiksa

Selasa (26/7/2022) lalu, Komnas HAM telah memeriksa seluruh ajudan Irjen Ferdy Sambo, termasuk Bharada E yang disebut terlibat baku tembak dengan Brigadir J.

Diberitakan Kompas.com, (27/7/2022), lima ajudan Sambo datang terlebih dahulu pada Selasa pukul 09.50 WIB.

Kelimanya mengenakan atasan berwarna putih, dan keluar kantor Komnas HAM kurang lebih 7,5 jam selanjutnya, sekitar pukul 16.25 WIB.

Terpisah, Bharada E datang pada pukul 13.25 WIB dan meninggalkan kantor Komnas HAM pada pukul 18.24 WIB.

Pemeriksaan secara terpisah ajudan Sambo ini bertujuan untuk menggali kekayaan informasi terkait kasus dugaan penembakan Brigadir J.

"Memang ada kekhususan masing-masing orang dalam struktur peristiwa yang menurut catatan kami punya kontribusi sendiri-sendiri," tutur Choirul.

Baca juga: Otopsi Ulang Brigadir J, Dokter Spesialis Forensik Sebut Lebih Rumit Dibanding Otopsi Pertama

5. Para ajudan masih saling bercanda sebelum kejadian

Pemeriksaan Komnas HAM, para ajudan dengan kompak menyampaikan bahwa mereka masih bercanda sebelum peristiwa dugaan baku tembak itu terjadi.

"Sebelum Jumat (hari kematian Brigadir J) kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa," ungkap Choirul.

Menurut Choirul, temuan ini penting untuk melihat suatu temuan yang sudah didapatkan sendiri oleh Komnas HAM.

"Untuk melihat rentang waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam rentang waktu itu, termasuk tadi yang saya bilang di awal soal tertawa," jelas dia.

(Sumber: Kompas.com/Penulis Farid Assifa; Vitorio Mantalean | Editor: Farid Assifa; Fitria Chusna Farisa; Bagus Santosa)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi