Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda di India Kecanduan Air Rebusan Kondom, Bagaimana Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
DOK. FREEPIK
Fungsi kondom adalah untuk mencegah sperma masuk ke vagina dan membuahi sel telur. Kondom, ilustrasi kondom, kondom tertinggal di dalam vagina.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sejumlah pemuda yang tinggal di Durgapur, Benggala Barat, India mengalami kecanduan yang aneh, yaitu kecanduan kondom.

Kondom yang semula digunakan sebagai alat kontrasepsi, saat ini digunakan oleh para pemuda di Durgapur untuk mabuk.

Oleh sebab itu dalam beberapa hari terakhir, penjualan kondom dengan berbagai varian rasa mengalami peningkatan drastis di berbagai bagian Durgapur.

Guru Kimia RE College Durgapur Model School Nurul Haque menyebut jika para pemuda mengekstrak senyawa organik pada kondom menjadi alkohol. Caranya yaitu dengan merebus kondom dalam air panas dalam waktu lama, dikutip dari News18, Sabtu (23/7/2022).

Dheeman Mandal yang bekerja di Durgapur Divisional Hospital mengatakan, "Kondom mengandung senyawa aromatik. Jika dirombak, senyawa ini bisa menjadi alkohol, dan senyawa ini bersifat candu."

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena ini pertama kali ditemukan ketika seorang penjaga toko penasaran lantaran penjualan kondom di tokonya meningkat drastis.

Dalam sehari, 3 hingga 4 bungkus kondom bisa habis terjual. Hingga suatu hari ia kehabisan stok kondom.

Ia pun memberikan diri menanyakan hal tersebut kepada salah seorang pelanggan yang sering datang untuk membeli kondom berperasa.

Tak disangka-sangka, pelanggan yang masih berusia remaja itu mengatakan bahwa ia membeli kondom untuk digunakan mabuk.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom Firaun tapi Bukan Alat Kontrasepsi, Untuk Apa?

Senyawa memabukkan

Penemuan tersebut tentunya mengejutkan banyak orang yang berdomisili di Durgapur.

Banyak masyarakat yang bertanya-tanya bagaimana bisa air rebusan kondom dapat membuat mabuk.

Dheeman Mandal mengungkapkan jika senyawa aromatik yang ditemukan di dalam kondom sama seperti yang terdapat di lem dendrit.

Lem dendrit sendiri diketahui telah membuat banyak orang mengalami kecanduan.

“Ada semacam senyawa aromatik di dalam kondom. Alkohol diproduksi dengan cara memecahnya. Senyawa aromatik ini juga ditemukan pada dendrit," kata Dheeman dikutip dari Firstpost, Kamis (21/7/2022).

Penggunaan bahan-bahan unik untuk mabuk seperti kondom bukan yang pertama digunakan oleh para pemuda di India.

Bahkan, sebagian orang menggunakan barang-barang rumah tangga untuk mabuk seperti:

  • Meminum sirup obat batuk
  • Mengendus lem
  • Menghirup cat
  • Menghirup cat kuku
  • Menghirup pemutih pakaian
  • Meminum pembersih tangan
  • Makan lodex di atas roti

Baca juga: Menteri India Dilaporkan Masuk RS Usai Minum Air dari Sungai Suci

Efek kesehatan

Orang yang secara teratur mabuk dengan menggunakan air rebusan kondom dapat menderita komplikasi kesehatan serius.

Mulai dari nyeri dada hingga sakit kepala kronis, dan bahkan menderita efek ketergantungan. Hal tersebut disebabkan karena alkohol yang dikonsumsi dari senyawa organik inhalansia.

Inhalansia sendiri adalah senyawa organik yang mudah menguap yang biasa ditemukan pada produk pasaran seperti lem.

Berikut adalah beberapa bahaya kesehatan dari kecanduan air rebusan kondom dikutip dari Time of India:

  • Nyeri dada
  • Menggigil
  • Kedinginan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kecanduan berkempangan
  • Mempengaruhi kesehatan mental.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi