Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Potensi Gempa 8,7 M dan Tsunami 10 Meter Cilacap Bukan Ramalan

Baca di App
Lihat Foto
StockSnap/Pixabay
Ilustrasi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi gempa magnitudo 8,7  dan tsunami setinggi 10 meter di pesisir Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala BMKG Dwikorta Karnawati menyampaikan, Cilacap berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia.

“Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap. Sebagai akibat dari gempabumi dengan kekuatan M 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut," ujar Dwilkorta sebagaimana dikutip dari laman BMKG, 28 Juli 2022.

Dwikorita mengatakan, adanya potensi gempa dan tsunami di Cilacap tersebut adalah skenario terburuk dan bukan ramalan. Namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.

Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Tsunami Setinggi 10 Meter di Cilacap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama dengan potensi gempa dan tsunami Pacitan

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, potensi gempa dan tsunami hingga 10 meter di Cilacap memiliki sumber yang sama dengan potensi tsunami hingga 28 meter di Pacitan yang pernah disampaikan BMKG 2021 lalu.

“Sama (sumbernya potensi) yaitu zona megathrust yang merupakan zona tumbukan lempeng raksasa indo-Australia dan Eurasia yang mampu mengakumulasi medan tegangan kulit bumi dengan kekuatan besar dan dapat dilepas sebagai gempa besar,” ujar Daryono dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/7/2022).

Daryono mengatakan, pada dasarnya sumber gempa megathrust selatan Jawa sebenarnya bisa mengakibatkan gempa dan tsunami di mana saja, asalkan lokasi tersebut berada pada jalur tunjaman lempeng.

Potensi bencana di pantai selatan Jawa

Dalam hal ini menurutnya termasuk potensi gempa kuat di zona megathrust selatan Cilacap, maupun selatan Jawa Timur adalah yang sangat mungkin terjadi dan diwaspadai.

“Wilayah yang perlu mewaspadai terkait potensi gempa Magnitudo 8,7 adalah seluruh pantai selatan Jawa, karena meskipun gempa yang terjadi berpusat di sebelah selatan Cilacap tetapi pantai yang terdampak tsunami mencakup hampir seluruh pantai selatan Jawa,” ungkap Daryono.

Ia juga mengatakan dari sejarahnya sudah banyak tsunami selatan Jawa, setidaknya lebih dari 8 kali terjadi.

“Terbaru tsunami Pangandaran 2006 dengan korban meninggal 650 orang dan beberapa di antaranya hilang,” ujar Dia.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Ramai Isu Tsunami 28 Meter di Pacitan, Jawa Timur

 

Kajian BMKG

Terkait potensi gempa dan tsunami 10 meter di Cilacap, Daryono menjelaskan hal tersebut didasarkan pada beberapa kajian BMKG.

Kajian tersebut di antaranya yakni:

  • Penentuan parameter sumber gempa seperti panjang zona megathrust, kemiringan rekahan batuan dan panjang pergeseran bidang patahan
  • Kajian penentuan magnitudo gempa yang mungkin terjadi dengan metode scaling law
  • Kajian rambatan gelombang tsunami dari laut hingga memasuki kawasan pesisir yang membutuhkan data batimetri dan topografi detil.

Dari kajian tersebut hasilnya yakni berupa:

  • Informasi waktu tiba tsunami dari sumber gempa ke pantai
  • Nilai ketinggian tsunami di pantai,
  • Jauhnya landaan tsunami masuk di daratan
  • Ketinggian tsunami di daratan.

Mitigasi bencana

Daryono menegaskan, masyarakat pesisir Cilacap tak perlu cemas dan takut mengenai potensi tsunami 10 meter di Cilacap yang disampaikan BMKG.

“Potensi bukan prediksi, kapan gempa tidak ada yang tahu. Belum dapat diprediksi,” ujarnya.

Namun Ia mengingatkan yang harus disiapkan adalah upaya mitigasi konkret.

Hal paling mudah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan potensi bencana tsunami adalah dengan membangun sikap peka terhadap gejala alam.

"Bagi masyarakat pesisir, jika merasakan guncangan kuat atau guncangan gempa yang tidak terlalu kuat tetapi mengayun relatif lama maka segera lakukan evakuasi mandiri, tanpa menunggu dikeluarkannya peringatan dini tsunami dari BMKG," ujarnya.

Selain itu, masyarakat dapat melakukan evakuasi mandiri dengan menjauh dari pantai segera setelah merasakan tanda alam berupa guncangan gempa.

Terkait mitigasi, Ia menambahkan BMKG telah menyiapkan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang saat ini dalam kondisi siap dengan performa sehat dan handal.

"BMKG juga menempatkan peralatan penerima informasi gempa dan peringatan dini tsunami WRS NewGen di pemeritah daerah (BPBD),” ungkapnya.

Baca juga: Waspada Gempa M 8,7 di Cilacap, Pulau Nusakambangan Bisa Jadi Penahan Tsunami asal...

 

Lebih lanjut Ia mengingatkan agar pemerintah daerah untuk menindaklanjuti kegiatan sekolah lapang gempa BMKG dengan membentuk komunitas siaga tsunami di masing-masing desa pesisir.

Selain itu, pemda juga diimbau untuk memberikan pemahaman evakuasi mandiri bagi warga masyarakat pesisir, mengadakan latihan evakuasi (drill) secara berkala dan berkelanjutan, menyiapkan jalur evakuasi yang layak, memasang jalur evakuasi yang jelas dan jumlah yang memadahi, mambangun titik kumpul yang aman.

“Selain itu penting bagi pemeritah daerah merencanakan tata ruang pantai berbasis risiko tsunami yang bersumber dari pemodelan bahaya tsunami hasil kajian dari BMKG,” ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi