Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Orang Tewas akibat Banjir Terburuk di Kentucky, Amerika Serikat

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/LEANDRO LOZADA
Pemandangan udara dari rumah-rumah yang terendam air banjir dari North Fork of the Kentucky River di Jackson, Kentucky, pada 28 Juli 2022.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Sebanyak 25 orang dilaporkan tewas dan kemungkinan masih dapat bertambah setelah banjir terburuk melanda Kentucky, Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. 

Dikutip dari CNN, Minggu (31/7/2022) Gubernur Kentucky Andy Beshear mengatakan fokus utama saat ini adalah menyelamatkan sebanyak mungkin orang dari banjir.

Menurut pejabat setempat, banjir kali ini sebagai banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

Baca juga: Banjir Bandang Melanda Kentucky AS, Pemerintah Umumkan Status Darurat Bencana

Ratusan orang telah diselamatkan melalui udara dan air dalam beberapa hari terakhir oleh anggota Garda Nasional dari Kentucky, Tennessee dan Virginia Barat serta oleh petugas dari Departemen Ikan dan Margasatwa Kentucky dan Polisi Negara Bagian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini adalah hal yang sangat sulit sekarang, dengan seberapa luas kerusakan (dan) daerah yang terkena dampak, untuk mendapatkan jumlah pasti orang yang hilang," kata Beshear, mendesak warga untuk melaporkan orang hilang.

Jaringan telepon, listrik, dan air padam

Layanan telepon seluler masih padam di beberapa wilayah, dan sistem air kewalahan, menurut gubernur. Satu rumah sakit tidak memiliki air bersih.

"Untuk semua orang di Kentucky Timur, kami akan berada di sana untuk Anda hari ini dan di minggu-minggu, bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang. Kami akan melewati ini bersama-sama," kata Beshear dalam sebuah tweet pada hari Sabtu.

Upaya penyelamatan telah terhambat karena pemadaman listrik yang terus berlanjut, dengan lebih dari 10.000 rumah dan bisnis tetap dalam kegelapan Sabtu malam, menurut PowerOutage.us.

Banjir besar menyapu rumah-rumah di beberapa wilayah, membuat beberapa warga berebut ke atap rumah mereka untuk menghindari banjir yang mematikan.

Para pejabat yakin ribuan orang telah terkena dampak badai, dan upaya untuk membangun kembali beberapa daerah mungkin memakan waktu bertahun-tahun, kata gubernur, Jumat.


"Ini menghancurkan bagi kami, terutama setelah bagian barat negara bagian kami mengalami bencana tornado terburuk yang pernah kami lihat hanya tujuh setengah bulan yang lalu," kata Beshear kepada Wolf Blitzer dari CNN, merujuk bada tornado yang merobek Kentucky pada bulan Desember 2021 dan menyebabkan 74 orang tewas.

Baca juga: BMKG: Potensi Gempa 8,7 M dan Tsunami 10 Meter Cilacap Bukan Ramalan

Banjir Dubai, Uni Emirat Arab

Banjir juga terjadi di Dubai, Uni Emirat Arab sejak Kamis (28/7/2022). Dikutip dari Reuters, setidaknya tujuh orang meninggal dalam banjir yang terjadi di sejumlah wilayah seperti di Ras Al Khaimah, Sharjah dan Fujairah.

Dikutip dari The National News, upaya tanggap darurat besar-besaran saat ini sedang dilakukan.

Banjir yang terjadi di musim panas tersebut menyebabkan jalan tergenang air, mengakibatkan orang-orang harus mengungsi, dan rumah-rumah rusak.

Anggota Kementerian Pertahanan telah datang di Fujairah bergabung dengan polisi dan tim pertahanan sipil untuk membantu evakuasi.

Banjir juga terjadi di Ras Al Khaimah yang menyebabkan lebih dari 200 pengendara terdampar di kawasan pegunungan karena naiknya permukaan air.

“Lebih dari 200 orang yang mobilnya terjebak di pegunungan tinggi dan di lembah-lembah dan yang terjebak oleh air telah diselamatkan dan memberikan dukungan,” kata Kepala Polisi Ras Al Khaimah Mayor Jenderal Ali Al Nuaimi.

Baca juga: BMKG: Potensi Gempa 8,7 M dan Tsunami 10 Meter Cilacap Bukan Ramalan

Pemanasan global dan perubahan iklim

Dikutip dari NDTV, Pusat Meteorologi Nasional UEA telah memperingatkan adanya “peristiwa cuaca berbahaya” seiring dengan meningkatnya curah hujan. 

Curah hujan tertinggi dari pantauan sejak Senin (25/7/2022) hingga kamis (21/7/2022) adalah 234,9 mm.

Tertinggi kedua adalah Masafi dengan curah hujan 209,7 mm dan tertinggi ketiga tercatat di Bandara Fujairah dengan 187,9 mm.

Karena biasanya curah hujan di wilayah tersebut tertinggi berkisar 100 mm, maka kemudian peringatan tersebut dikeluarkan.

Pusat Meteorologi Nasional juga menilai pemanasan global dan perubahan iklim mungkin menjadi alasan meningkatnya frekuensi hujan lebat.

Pemanasan global dan perubahan iklim mungkin merupakan salah satu alasan penyebab peningkatan frekuensi hujan di Uni emirat Arab (UEA).

Smeentara di Inggris telah mencatat suhu tertinggi yang pernah tercatat baru-baru ini di tengah gelombang panas yang melanda sebagian Eropa.

"Jadi, perubahan iklim terbukti. Faktor lain (untuk hujan di UEA) adalah fenomena El Nino dan La Nina adalah pola iklim yang dapat mempengaruhi cuaca di seluruh dunia," kata Pusat Meteorologi Nasional. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi