Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Hari Setelah Dinyatakan Negatif Joe Biden Kembali Positif Covid-19, Bagaimana Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/MANDEL NGAN
Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat pertemuan virtual dengan Presiden China Xi Jinping di Roosevelt Room, Gedung Putih, Washington DC, 15 November 2021.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dinyatakan kembali positif Covid-19 pada Sabtu (30/7/2022) pagi.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Biden baru saja positif Covid-19 pada 21 Juli 2022 lalu, dan pada Selasa (26/7/2022) ia telah dinyatakan negatif virus.

Namun pada Sabtu pagi, hasil tes kembali menunjukkan bahwa ia positif Covid-19.

Selama positif Covid-19, Biden dirawat menggunakan terapi Paxlovid selama lima hari.

Dikutip dari CNN (30/7/2022), Biden saat ini diketahui tak memiliki gejala dan merasa cukup baik. Oleh karena itu, dokter kepresidenan Dr. Kevin O’Connor mengatakan Biden tak perlu melanjutkan perawatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Namun, dengan tes antigen positif, dia akan memulai kembali prosedur isolasi yang ketat," kata Kevin.

Selain baru saja sembuh dari Covid-19, Biden sebelumnya juga diketahui telah mendapatkan booster kedua.

Lantas mengapa bisa kembali positif hanya berselang tiga hari selepas ia dinyatakan negatif?

Baca juga: Joe Biden Positif Covid-19, Sudah Dua Kali Booster dan Bergejala Ringan

Penjelasan epidemiolog

Terkait hal tersebut Kompas.com menghubungi epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman.

Saat dihubungi, Dicky menjelaskan, apa yang dialami Biden tersebut adalah fenomena rebound.

Rebound menurutnya adalah munculnya gejala atau tes positif kembali saat pasien sudah menerima dan lengkap masa terapi yang didapatkannya.

Dicky mengatakan, pada pasien penerima terapi Paxlovid selama 5 hari, kurang dari 1 persennya memang bisa mengalami fenomena rebound.

“Ini adalah fenomena yang ditemukan pada penerima Paxlovid. Tapi ini terjadi baik sudah booster, belum booster atau belum dapat vaksin,” ujarnya.

Meski demikian menurutnya, rebound juga bisa muncul pada penerima placebo (tak diberi Paxlovid).

“Ini yang secara pasti belum diketahui kenapanya,” kata dia.

Namun menurutnya, dari data CDC yang sudah ditayangkan di jurnal, dua pertiga kasus rebound terjadi pada mereka yang punya komorbid. Selain itu setengahnya terjadi pada para lansia.

Baca juga: Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus Teridentifikasi di Indonesia, Bagaimana Gejalanya?

Pengguna Paxlovid yang mengalami rebound selain Biden menurutnya adalah Pakar Kesehatan AS, Anthony Fauci.

Adapun yang terjadi pada pengguna Paxlovid, biasanya mereka dinyatakan positif kembali setelah 2-8 hari usai terapi selesai.

Salah satu teori yang berkembang menurutnya adalah obat masuk ke sel, namun pengobatan belum tuntas.

Karena hal tersebut, maka sebagian penderita harus kembali meneruskan terapi sehingga tak cukup hanya 5 hari saja.

“Ini yang dilakukan Fauci saat ia mendapat terapi yang kedua 5 hari dan itu sudah dikatakan sembuh,” katanya.

Ia menjelaskan, kelemahan Paxlovid memang di antaranya adalah terapi harus dilakukan saat 5 hari setelah gejala.

Meskipun demikian menurut Dicky, Paxlovid tetaplah efektif.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi