Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Sembako Bansos Presiden Dikubur di Tanah Kosong di Depok

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Lokasi dugaan penimbunan sembako bantuan presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bantuan sosial tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Temuan sembako bantuan sosial (bansos) Presiden yang ditemukan terkubur di lahan kosong di Sukmajaya, Depok, menghebohkan masyarakat.

Bansos sembako pemerintah yang termasuk berupa beras dalam kemasan ini diketahui untuk bantuan di masa pandemi Covid-19.

Berikut 6 fakta temuan dugaan bansos sembako Presiden yang terkubur di lahan kosong:

Baca juga: Viral, Video Bansos Presiden Disebut Ditimbun 2 Tahun oleh Oknum JNE di Depok, Ini Klarifikasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Ditemukan terkubur di kedalaman 3 meter

Dilansir dari Kompas.com, Senin (1/8/2022), bansos sembako presiden yang seharusnya disalurkan ke warga miskin itu ditemukan di kedalaman 3 meter.

Adapun tumpukan sembako bantuan presiden yang dipendam di dalam tanah ini bertuliskan "Bantuan Presiden".

Orang yang menemukan sembako presiden pertama kali yakni warga sekaligus pemilik lahan bernama Rudi Samin.

Rudi Samin mengatakan, penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan jasa pengiriman logistik JNE.

Karyawan JNE itu memberitahu Rudi ihwal adanya penimbunan sembako bantuan presiden di Lapangan KSU.

"Saya dapat informasi dari orang dalam JNE ada pemendaman sembako," jelasnya di lokasi kejadian, Minggu (31/7/2022), dilansir dari Tribun Jakarta.

Baca juga: Soal Beras Bansos Presiden Dikubur di Depok, JNE: Tidak Ada Pelanggaran

2. Lahan biasa untuk parkir kendaraan JNE Express

Sementara itu, lahan kosong atau lapangan KSU tempat penemuan sembako itu biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE.

Lokasi Gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.

Rudi mengatakan, ia menghabiskan waktu sampai tiga hari untuk menemukan sembako itu, bahkan harus menyewa alat berat.

"Saya cari sehari tidak dapat, dua hari, tiga hari akhirnya saya dapat dengan menggunakan beko (ekskavator) pada Jumat kemarin," ujar Rudi.

Baca juga: Timsus Polda Metro Usut Dugaan Korupsi Terkait Penimbunan Sembako Bansos Presiden di Depok

3. Bansos sembako dikubur sejak 2020

Dikutip dari Kompas.com, Senin (1/8/2022), penggali tanah di lapangan KSU Depok, Nanang Firmansyah mengatakan bahwa ia menerima order menggali lubang dari seseorang bernama Dadung pada 2020.

Ia pun tidak menyangka jika tanah yang digalinya itu digunakan untuk menimbun satu kontainer sembako Bansos Presiden.

Nanang mendapat informasi bahwa lubang yang digalinya itu untuk keperluan pembuatan septic tank.

"Saya awalnya dikasih orderan dari teman, namanya Pak Dadung untuk gali septic tank," jelas Nanang di lokasi penemuan sembako, Senin (1/8/2022), dilansir dari Tribun Jakarta.

"Sudah lama, kalau enggak salah tahun 2020," sambungnya.

Baca juga: Istana dan Kemensos Tak Tahu soal Sembako Rusak yang Dikubur di Depok, JNE Kerja Sama dengan Siapa?

4. JNE sebut sembako yang dikubur sudah rusak

Di samping itu, pihak JNE mengakui mengubur sembako bantuan presiden di lahan kosong tersebut.

VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi beralasan, sembako bantuan presiden itu dikubur karena sudah dalam kondisi rusak.

Ia pun memastikan bahwa penguburan sembako yang rusak itu tak melanggar prosedur karena sesuai dengan perjanjian antara JNE dan pihak pemerintah.

"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri, dikutip dari Kompas.com, Minggu (31/7/2022).

Namun, Eri tak menjelaskan lebih jauh kapan penguburan bantuan sembako presiden itu dilakukan.

Baca juga: Kubur Bansos yang Rusak, JNE Kerja Sama dengan Pihak Swasta PT DNR

5. Istana bantah ada kerja sama

Pihak Istana Kepresidenan menegaskan, tak pernah bekerja sama dengan perusahaan logistik JNE untuk mengirimkan sembako bantuan presiden.

"Istana tidak pernah bekerja sama dengan JNE," kata salah satu pejabat Istana di lingkup Sekretariat Presiden, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/8/2022) pagi.

Pejabat yang enggan disebutkan namanya itu menegaskan, semua bantuan sembako dari presiden dikirimkan langsung ke masyarakat tanpa melalui pihak ketiga.

"Sekretariat Presiden selalu membagikan langsung durasi waktu satu hari selesai dan dengan jumlah yang telah didata oleh pemda setempat, dibantu polres dan kodim," ujarnya.

Pejabat itu pun menduga sembako yang dikubur itu merupakan bantuan presiden yang didistribusikan oleh Kementerian Sosial.

Baca juga: Polisi Sebut Kemensos Tak Tahu soal Kerja Sama Penyaluran Bansos Presiden dengan JNE

6. Pemerintah bentuk tim untuk cek banpres

Dikutip dari Kompas.com, Senin (1/8/2022), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan, pemerintah telah membentuk tim untuk mengecek adanya timbunan beras bantuan presiden yang terkubur di Depok.

Muhadjir mengatakan, tim tersebut sudah terjun ke lapangan untuk mengumpulan informasi mengenai temuan tersebut.

"Mereka masih ada di lapangan, dan juga sudah ada dari dari pihak Polri. Jadi sekarang Irjen Kemensos, kemudian Deputi I Kemenko PMK dan dari pihak kepolisian sudah turun ke lapangan," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/8/2022).

Muhadjir menyampaikan, hingga kini ia masih berpegang pada penjelasan pihak JNE selaku pengangkut bahwa beras itu dikubur karena sudah rusak dan tidak layak.

Menurut Muhadjir, jika itu benar, maka langkah yang dilakukan sudah tepat karena Presiden Joko Widodo pernah berpesan agar jangan sampai masyarakat menerima beras yang tidak layak dikonsumsi.

"Kalau pernyatannya itu benar, tidak dibuat-buat, itu berarti beras rusak dan beras rusak itu memang tidak boleh dibagikan kepada masyarakat," ujar dia.

Ia menambahkan, pemerintah tidak ikut campur lebih jauh mengenai prosedur yang digunakan JNE dalam menangani beras yang rusak.

"Soal itu ditimbun itu urusannya dia, itu bukan urusan dari Kemensos, bukan urusan dari pemerintah. Karena beras yang rusak itu sangat mungkin sudah diganti," kata dia.

(Sumber: Kompas.com/Ardito Ramadhan | Editor: Krisiandi, Ihsanuddin)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi