Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Populasi Harimau di Nepal Harus Dibayar Mahal dengan Nyawa Manusia

Baca di App
Lihat Foto
freepik/wirestock
Harimau tidak hidup di Afrika
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Nepal telah berhasil meningkatkan populasi harimau di negaranya dari ancaman kepunahan selama 12 tahun terakhir.

Namun di sisi lain, peningkatan populasi harimau tersebut justru merugikan masyarakat Nepal.

Bahkan peningkatan populasi harimau dapat mengancam jiwa masyarakat yang tinggal di perbatasan koridor Khata yang berada di antara Taman Nasional Bardiya dan Suaka Margasatwa Katarniahat.

Operator Eko-Bisnis dan Konservasionis Manoj Gutam mengatakan jika masyarakat Nepal hidup dalam teror harimau, saat ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ada harga yang harus dibayar masyarakat agar dunia bersukacita karena Nepal menggandakan jumlah harimaunya," kata Gutam dikutip dari BBC, Jumat (28/7/2022).

Baca juga: Selamatkan Harimau Sumatra!

Bertambah tiga kali lipat

Nepal berhasil meningkatkan populasi harimau bengal hampir sebesar tiga kali lipat.

Pada 2010, populasi harimau bengal hanya sebanyak 121 ekor saja, dan saat ini populasinya meningkat menjadi 355 ekor.

Konservasionis telah memberikan penghormatan atas keberhasilan Nepal dalam membantu memulihkan populasi harimau dari tindakan perburuan, juga karena usaha memperluas taman nasional dan menciptakan koridor satwa liar dengan India.

Nepal merupakan negara pertama yang berhasil meningkatkan populasi harimau dari 13 negara yang menjadi habitat harimau di dunia.

Baca juga: Mengenal Harimau Sumatera yang Terancam Punah...

62 orang tewas

Namun sayang, prestasi tersebut justru menimbulkan kekhawatiran baru.

Pasalnya peningkatan populasi harimau tersebut harus dibayar mahal dengan banyaknya serangan harimau terhadap manusia yang terjadi di Nepal.

Menurut Katmandu Post, selama tiga tahun terakhir telah terjadi 104 serangan harimau di dalam kawasan lindung dan menyebabkan 62 orang tewas.

Para korban dilaporkan sering mendapatkan serangan saat mengumpulkan kayu bakar, menggembala ternak dan mencari makanan di hutan.

Direktur Program Konservasi di WWF Nepal, Shiv Raj Bhatta mengungkapkan jika manusia harus belajar hidup berdampingan dengan harimau.

"Kami adalah negara kecil. Peningkatan ini menjadi tantangan baru bagi pemerintah. Sekarang kita perlu menunjukkan bahwa harimau dan manusia bisa hidup berdampingan,” kata Bhatta dikutip dari The Guardian, sabtu (29/7/2022).

Baca juga: Harimau Masuk Kampung dan Memangsa Hewan Ternak Warga di Jambi

Terjadi di India

Anggota kelompok spesialis konflik manusia-satwa liar dan koeksistensi IUCN, Mayukh Chatterjee mengatakan bahwa peningkatan populasi harimau juga terjadi di India.

Hal tersebut membuatnya menyuarakan anjuran agar pemerintah daerah di jalur jelajah harimau harus mengelola situasi dengan hati-hati.

"Kami melihat efek buruk dari peningkatan jumlah harimau di India dan meningkatnya konflik dengan manusia," ujar Chatterjee.

Peningkatan serangan atas harimau di India membuat para manusia melakukan serangan balik dengan cara penyetruman dan penangkapan harimau.

Chatterjee sedang mempelajari alasan di balik serangan harimau terhadap manusia di taman nasional di India seperti yang terjadi di Nepal.

Ditemukan bahwa sebagai besar kasus serangan yang terjadi disebabkan oleh pertemuan yang tidak disengaja antara manusia dengan harimau.

“Orang-orang akhirnya lebih sering menabrak harimau, sehingga menghasilkan pertemuan yang tidak disengaja di mana harimau terkejut ketika mereka beristirahat dan mereka merespons dengan menyerang," pungkas Chatterjee.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi