Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Naikkan Harga BBM Non-Subsidi, Pengamat: Sudah Tepat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Warga terpaksa membeli BBM non-subsidi pertamax akibat BBM bersubsidi Pertalite di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Depok, Jawa Barat kosong, Rabu (3/8/2022). Kuota BBM subsidi akan habis pada akhir tahun ini. Konsumsi BBM jenis Pertalite tahun ini diproyeksikan bakal mencapai 28 juta Kiloliter. Sementara kuota yang sudah ditetapkan pemerintah pada tahun ini hanya 23,05 juta Kiloliter, sehingga diprediksi hanya bertahan sampai September 2022.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite pada Rabu (3/8/2022).

Sementara harga Pertamax, Pertalite, dan Solar yang merupakan 95 persen porsi BBM nasional tidak mengalami kenaikan.

Di saat Pertamina menaikkan harga BBM non-subsidi, di sisi lain harga minyak dunia justru mengalami penurunan.

Baca juga: Kembali Naik, Ini Harga Terbaru Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite

Berdasarkan data pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (4/8/2022) pagi, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok 4 persen dan ditutup pada level 90,6 dollar AS per barrel, terendah sejak Februari 2022.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu, harga minyak Brent ambles 3,7 persen menjadi 96,7 dollar AS per barrel.

Saat harga minyak dunia turun, apakah menaikkan harga BBM non-subsidi sudah tepat?

Kebijakan menaikkan BBM non subsidi sudah tepat

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, kebijakan Pertamina menaikkan Pertamax Turbo dkk dinilai tepat karena merupakan corporate action-nya Pertamina.

"Jadi dalam corporate action itu disebutkan bahwa penetapan harga minyak non-subsidi ditentukan oleh mekanisme pasar, sesuai harga perekonomian dunia," kata Fahmy kepada Kompas.com, Kamis (4/8/2022).

Soal menaikkan harga Pertamax Turbo dkk di saat harga minya dunia mengalami penurunan, Fahmy menilai hal tersebut hanya masalah waktu saja. 

"Kalau sekarang kenaikannya di tengah penurunan harga minyak dunia, saya memperkirakan bahwa ini merupakan akumulasi," kata dia. 

Mengurangi beban subsidi

Dengan adanya kenaikan ini, Fahmi menilai kenaikan harga BBM non-subsidi ini bisa mengurangi beban kompensasi yang diberikan negara kepada Pertamina.

Sebab, negara harus membayar kompensasi besar apabila Pertamina menjual BBM dengan harga di bawah perekonomian.

Baca juga: UPDATE Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Naik Mulai Hari Ini 3 Agustus 2022

 

Harga BBM non-subsidi ditentukan harga minyak dunia

Fahmy menjelaskan, konsumen BBM non-subsidi juga harus membiasakan diri dengan naik turunnya harga minyak ini.

Sebab menurutnya masyarakat harus dibiasakan bahwa harga BBM non-subsidi tersebut fluktuatif yang variabel penentunya itu harga minyak dunia.

"Kalau di luar negeri kadang-kenaikan perubahan harga setiap hari itu sudah biasa bagi konsumen," jelas dia.

Baca juga: Pertamina: Kenaikan Harga Pertamax Turbo dkk Tidak Menutup Kerugian Penjualan Pertamax

Pertamina harus konsisten

Di sisi lain, Fahmy juga menekankan bahwa Pertamina juga harus konsisten. Artinya apabila harga minyak dunia turun tajam, maka Pertamina juga harus menurunkan harga BBM.

Terlepas dari itu, Fahmy menyebut kenaikan harga BBM non-subsidi ini tidak akan mempengaruhi inflasi.

"Menurut saya tidak memengaruhi inflasi, karena proporsi konsumen bbm non subsidi kan cuma 5 persen," ujarnya.

Sebelumnya, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, kenaikan BBM non-subsidi ini mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dunia atau ICP.

Hingga Juli 2022, harga rata-rata ICP mencapai 106,73 dollar AS per barrel, lebih tinggi 24 persen dari harga Januari 2022.

Kendati demikian, Irto menyebut kenaikan harga BBM non-subsidi ini tidak bisa menutupi kerugian dari penjualan Pertamax.

Sebab, angka kerugian dari penjualan Pertamax sangat besar.

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi